Hadits Silaturahmi Arab dan Artinya Dibongkar di Sini
- 1.
Bunyi Hadits Silaturahmi dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya
- 2.
Silaturahim dan Silaturahmi: Bedanya Apa dalam Konteks Bahasa Arab?
- 3.
Kata “Silaturahmi” yang Benar Menurut Tata Bahasa Indonesia dan Arab
- 4.
Apakah “Silaturahmi” Ada dalam Bahasa Arab? Asal Usul dan Maknanya
- 5.
Contoh Nyata Penerapan Silaturahmi dalam Kehidupan Modern
- 6.
Dampak Spiritual dan Sosial dari Menjaga Silaturahmi Menurut Hadits
- 7.
Kesalahan Umum dalam Memahami dan Mengamalkan Silaturahmi
- 8.
Peran Bahasa Arab dalam Memahami Makna Mendalam Hadits Silaturahmi
- 9.
Cara Praktis Mengamalkan Hadits Silaturahmi Arab dan Artinya di Zaman Digital
Table of Contents
hadits silaturahmi arab dan artinya
“Lu chat mantan buat rujuk itu bukan silaturahmi—itu niatnya beda, bro!” Haha, jangan kesel dulu—kita cuma bercanda biar lu gak salah kaprah! Soalnya, banyak banget yang mikir silaturahmi itu cuma “kunjung-mengunjungi” atau “WA-an terus.” Padahal, dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, maknanya jauh lebih dalam: **menjaga hubungan dengan kasih sayang, tanpa pamrih, dan apalagi tanpa niat jahat**. Bahkan, Nabi SAW sampai bilang: **“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.”** Serius—ini bukan slogan kampung, tapi janji langit! Jadi, yuk kita kupas hadits silaturahmi arab dan artinya biar lu gak cuma “ketemu,” tapi juga “berkah.”
Bunyi Hadits Silaturahmi dalam Bahasa Arab dan Terjemahannya
Salah satu hadits paling populer tentang silaturahmi diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA:
“مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.”Artinya: **“Barang siapa yang senang dilapangkan rezekinya atau dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.”** (HR. Bukhari). Nah, ini inti dari hadits silaturahmi arab dan artinya. Kata “rahim” di sini berasal dari “rahim” (rahim ibu)—jadi silaturahmi awalnya soal **keluarga**, tapi dalam praktiknya meluas ke sesama muslim. Jadi, jangan heran kalau rezeki lu seret—bisa jadi, lu lama gak nelpon tante atau gak maafin sepupu!
Silaturahim dan Silaturahmi: Bedanya Apa dalam Konteks Bahasa Arab?
Nah, ini yang sering bikin bingung: **“silaturahim” vs “silaturahmi.”** Secara bahasa Arab, bentuk yang benar adalah shilat al-rahim (صلة الرحم)—yang artinya “menyambung tali rahim.” Dalam bahasa Indonesia, penulisan yang baku menurut KBBI adalah **“silaturahmi.”** “Silaturahim” itu sebenarnya bentuk Arab yang diindonesiakan—tapi gak salah banget, cuma lebih umum dipake di pesantren. Jadi, dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, kita pake “silaturahmi” sebagai bentuk baku, tapi gak usah ribut kalau ada yang bilang “silaturahim”—yang penting niatnya buat nyambung, bukan buat nyari sensasi!
Kata “Silaturahmi” yang Benar Menurut Tata Bahasa Indonesia dan Arab
Dalam ejaan resmi, **“silaturahmi”** (bukan “silaturahim”) adalah bentuk yang diakui KBBI. Tapi kalau lu belajar di Komhis.com, lu bakal tau: aslinya dari bahasa Arab “shilat al-rahim”—yang secara harfiah berarti “menyambung tali kekerabatan.” Jadi, dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, penulisan itu bukan soal salah-benar mutlak, tapi soal konteks. Yang penting: jangan sampe lu sibuk debat ejaan, tapi hubungan sama ortu malah renggang! Karena dalam Islam, **isi lebih penting dari ejaan**—meski ejaan bener itu tetap lebih keren.
Apakah “Silaturahmi” Ada dalam Bahasa Arab? Asal Usul dan Maknanya
Iya, ada! Tapi bukan satu kata—tapi dua: **shilat al-rahim** (صلة الرحم). Kata “shilat” artinya “menyambung,” dan “rahim” artinya “rahim” atau “ikatan darah.” Jadi, arti aslinya: **menjaga hubungan dengan yang terikat darah—seperti saudara, paman, bibi, atau keponakan**. Tapi dalam hadits, cakupannya diperluas: Nabi SAW pernah bersilaturahmi ke tetangga non-muslim! Jadi, dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, silaturahmi itu gak eksklusif—tapi universal. Asal niatnya tulus, bukan buat cari muka atau keuntungan.
Contoh Nyata Penerapan Silaturahmi dalam Kehidupan Modern
Silaturahmi zaman now gak harus ketemu fisik—tapi tetap jaga hubungan baik. Contohnya:
| Bentuk Silaturahmi | Contoh Praktis |
|---|---|
| Ke keluarga | Video call ke nenek seminggu sekali |
| Ke tetangga | Kasih kue lebaran, meski beda agama |
| Ke teman lama | Chat “kabar lu?” tanpa minta tolong dulu |
| Ke mantan guru | Kirim ucapan terima kasih di hari guru |
Dampak Spiritual dan Sosial dari Menjaga Silaturahmi Menurut Hadits
Nabi SAW bilang: **“Allah berfirman: ‘Aku bersama dua orang yang saling mencintai karena-Ku…’”** (HR. Bukhari). Artinya, silaturahmi yang tulus itu **diawasi langsung oleh Allah!** Secara spiritual, hati jadi tenang. Secara sosial, hidup jadi lebih aman—siapa tau besok lu butuh bantuan, dan yang nolong ternyata sepupu yang dulu lu cuekin. Dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, ini bukan mitos—tapi hukum sebab-akibat yang dijamin Allah. Jadi, jangan heran kalau orang yang rajin silaturahmi, usahanya lancar, keluarganya rukun, dan hatinya adem kayak es teh botol!
Kesalahan Umum dalam Memahami dan Mengamalkan Silaturahmi
Banyak yang salah kaprah:
- Silaturahmi cuma pas Lebaran → padahal harus kontinu!
- Niatnya cari keuntungan → “Aku ke rumah om biar dia pinjemin duit.”
- Cuma ke yang deket aja → lupa ke saudara jauh yang butuh perhatian
Peran Bahasa Arab dalam Memahami Makna Mendalam Hadits Silaturahmi
Kalau lu cuma baca terjemahan, lu bisa kehilangan nuansa aslinya. Misalnya, kata “rahim” itu punya akar kata yang sama dengan “rahmah” (kasih sayang). Artinya, silaturahmi itu **bukan formalitas, tapi ekspresi rahmat**! Nah, di Komhis, lewat Kursus Bahasa Arab Markaz Arabiyah, lu bisa belajar bahasa Arab dari nol—jadi gak cuma paham artinya, tapi juga **rasa**-nya. Karena dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, memahami bahasa asli itu kunci buat nyambung sama niat Nabi.
Cara Praktis Mengamalkan Hadits Silaturahmi Arab dan Artinya di Zaman Digital
Zaman now, silaturahmi bisa lewat:
- Kirim voice note ke ortu tiap pagi
- Follow akun keluarga di medsos, terus kasih support
- Donasi buat saudara yang kesulitan, meski gak ketemu
Pertanyaan Umum tentang Hadits Silaturahmi Arab dan Artinya
Apa bunyi hadits silaturahmi?
Salah satu hadits utama berbunyi: “Barang siapa yang senang dilapangkan rezekinya atau dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari). Dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, ini menunjukkan bahwa silaturahmi bukan sekadar adat, tapi amalan yang berdampak langsung pada rezeki dan usia seseorang.
Silaturahim dan silaturahmi bedanya apa?
“Silaturahim” adalah bentuk Arab (dari shilat al-rahim), sedangkan “silaturahmi” adalah bentuk baku dalam bahasa Indonesia menurut KBBI. Dalam konteks hadits silaturahmi arab dan artinya, keduanya merujuk pada praktik yang sama: menjaga hubungan baik dengan sesama, terutama keluarga. Yang lebih penting dari ejaan adalah niat dan konsistensi dalam mengamalkannya.
Kata Silaturahmi yang Benar?
Kata yang benar menurut bahasa Indonesia baku adalah **“silaturahmi.”** Namun, dalam konteks keislaman, istilah “silaturahim” juga sering digunakan karena mendekati bentuk asli Arabnya. Dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, yang utama bukan ejaannya, tapi pemahaman bahwa silaturahmi adalah amalan yang dianjurkan dan berpahala besar.
Apakah silaturahmi dalam bahasa Arab?
Dalam bahasa Arab, silaturahmi disebut **“shilat al-rahim”** (صلة الرحم), yang secara harfiah berarti “menyambung tali rahim.” Istilah ini muncul dalam banyak hadits dan menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan keluarga dan kerabat. Dalam hadits silaturahmi arab dan artinya, frasa ini menjadi dasar pemahaman bahwa silaturahmi adalah bagian integral dari akhlak Islam.
Referensi
- https://sunnah.com/bukhari
- https://kbbi.kemdikbud.go.id
- https://islamweb.net/ar/fatwa
