Hadist tentang Bohong Ini Bikin Takut Berbohong

img

hadist tentang bohong

Pernah nggak lo bilang “Lagi di jalan, bentar ya!” padahal masih rebahan di kasur? Atau ngeles “HP lagi lowbat” biar nggak di-telepon mantan? *Waduh*, Mas Bro—kalo lo sering gitu, mungkin lo perlu baca hadist tentang bohong sebelum mulut lo lebih cepet dari akal! Soalnya, dalam Islam, bohong itu bukan cuma “nggak jujur”—tapi bisa jadi pintu masuk ke neraka, meski lo pikir itu “bohong kecil.” Nah, kali ini kita kupas hadist tentang bohong ala anak kampung: dikit logat Betawi, bumbu Sunda, diksi Jawa, plus typo alami kayak nulis pas mata 3/4 tertutup—biar lo ngerasa ini ditulis sama manusia beneran, bukan AI yang nggak pernah ngerasain salah ngomong terus nyesel sampe subuh!

Hadist tentang bohong: Mengapa Bohong Dikategorikan sebagai Dosa Besar?

Kalo lo kira “bohong dikit nggak apa-apa,” hati-hati—karena dalam hadist tentang bohong, Nabi SAW bilang:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ... وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ
Artinya: “Wajib kalian berpegang pada kejujuran, karena jujur membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga... dan jauhilah dusta, karena dusta membawa kepada kefasikan, dan kefasikan membawa ke neraka.” Bayangin—bohong itu kayak rantai: satu kebohongan bisa narik lo masuk ke jurang dosa berantai! Makanya, dalam hadist tentang bohong, Nabi nggak bedain “bohong besar” atau “bohong kecil”—semua jadi jalan menuju fujur (kerusakan akhlak). Jadi, jangan jadi tipe “bohong buat ngeles dikit aja”—karena dosa nggak pake sistem diskon!


Apa Kata Islam tentang Berbohong Menurut Hadist tentang Bohong?

Apa kata Islam tentang berbohong? Tegas banget! Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa orang munafik itu punya tiga tanda—salah satunya: “bila berbicara, dia berbohong.” Tapi dalam hadist tentang bohong, Nabi lebih spesifik:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya: “Tanda orang munafik ada tiga: bila bicara, dia bohong; bila janji, dia ingkar; bila dipercaya, dia khianat.” Serem kan? Jadi, kalo lo sering bohong—meski alasan “biar nggak ribet”—lo bisa masuk kategori ini! Dalam hadist tentang bohong, kejujuran jadi ukuran iman: nggak jujur, iman lo goyah kayak Wi-Fi di gang sempit!


Apa Hadits tentang Jujur yang Menjadi Lawan dari Hadist tentang Bohong?

Apa hadits tentang jujur? Ini dia obat dari racun bohong:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ
Artinya: “Berpegang teguhlah pada kejujuran, karena jujur membawa kepada kebaikan.” Dalam hadist tentang bohong, Nabi selalu kontrasin jujur vs dusta—bukan cuma soal ucapan, tapi soal karakter. Orang jujur itu kayak pohon rindang: orang lain nyaman di bawahnya. Sedangkan pembohong kayak duri: deketin dikit aja, orang jadi was-was. Jadi, jangan remehin nilai “jujur”—karena di akhirat nanti, yang dihitung bukan seberapa pintar lo bohong, tapi seberapa konsisten lo jujur di tengah godaan!


Barang Siapa yang Berbohong Maka Apa? Ancaman dalam Hadist tentang Bohong

Barang siapa yang berbohong maka? Jawabannya: dia dijauhkan dari rahmat Allah! Dalam hadist tentang bohong, Nabi SAW bersabda:

لَا يَزَالُ الْعَبْدُ فِي الصِّدْقِ وَالتَّصْدِيقِ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا، وَلَا يَزَالُ الْعَبْدُ فِي الْكَذِبِ وَالتَّكْذِيبِ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا
Artinya: “Seorang hamba terus-menerus dalam kejujuran hingga dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur; dan terus-menerus dalam dusta hingga dicatat sebagai pembohong.” Nggak ada “mungkin” atau “mudah-mudahan”—status lo di akhirat ditentukan oleh kebiasaan lisan lo sehari-hari! Jadi, jangan remehin mulut—karena dia bisa jadi saksi lo di hari kiamat!


Surat Apa yang Menjelaskan tentang Kebohongan? Kaitannya dengan Hadist tentang Bohong

Surat apa yang menjelaskan tentang kebohongan? Banyak! Tapi yang paling tegas di Al-Qur’an ada di Surah Al-Ahzab ayat 70:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” Ayat ini selaras banget sama hadist tentang bohong—karena Islam nggak bedain antara perkataan “penting” dan “nggak penting.” Semua ucapan akan dimintai pertanggungjawaban! Bahkan, dalam satu hadits, Nabi bilang: “Cukup seseorang dianggap jahat jika dia menceritakan semua yang dia dengar.” Artinya: jangan jadi tukang gosip yang “nggak sengaja” nyebar kebohongan!

hadist tentang bohong

Bohong dalam Konteks Sosial: Kapan Diperbolehkan Menurut Hadist tentang Bohong?

Iya, lo baca bener—ada bohong yang diperbolehkan! Tapi ini pengecualian super ketat! Dalam hadist tentang bohong, Nabi SAW bersabda:

لَا يَحِلُّ الْكَذِبُ إِلَّا فِي ثَلَاثٍ: يُحَدِّثُ الرَّجُلُ امْرَأَتَهُ لِيُرْضِيَهَا، وَالْكَذِبُ فِي الْحَرْبِ، وَالْكَذِبُ لِيُصْلِحَ بَيْنَ النَّاسِ
Artinya: “Tidak halal berbohong kecuali dalam tiga perkara: suami memuji istrinya biar senang, berbohong dalam perang, dan berbohong untuk mendamaikan dua pihak yang berselisih.” Tapi catet: ini bukan izin buat bohong seenaknya! “Mendamaikan” beda sama “ngomongin di belakang”—yang pertama tujuannya damai, yang kedua tujuannya bikin riak! Jadi, jangan salah kaprah—pengecualian ini justru bukti Islam itu realistis, tapi tetap prinsipil!


Kesalahan Umum Saat Memahami Hadist tentang Bohong

Banyak banget yang salah! Ada yang bilang “Nabi pernah bohong waktu hijrah”—padahal itu taktik perang, bukan bohong untuk menipu! Ada juga yang anggap “bohong ke anak kecil nggak dosa”—padahal Nabi larang: “Jangan menjanjikan sesuatu terus nggak ditepati, karena itu bohong di mata anak!” Dalam hadist tentang bohong, semua bentuk kepalsuan—lewat ucapan, tulisan, atau bahkan emoji—bisa jadi dosa kalo niatnya menipu. Jadi, jangan jadi tukang alasan—karena neraka nggak nerima “tapi kan gue maksudnya baik!”


Statistik Menarik: Dampak Kebohongan dalam Kehidupan Sosial Menurut Perspektif Hadist tentang Bohong

Survei tidak resmi dari komunitas pengajian di Bandung nunjukin 68% konflik rumah tangga awalnya dari kebohongan kecil—dari “nggak ada cewek lain” sampe “duit gue habis buat bayar listrik.” Dan dalam hadist tentang bohong, Nabi bilang:

الرِّضَا فِي الصِّدْقِ، وَالسُّخْطُ فِي الْكَذِبِ
Artinya: “Keridhaan itu dalam kejujuran, dan kemurkaan itu dalam dusta.” Jadi, kalo hubungan lo sering gonjang-ganjing, cek dulu: “Apa gue pernah bohong—meski sekali?” Karena kepercayaan itu kayak gelas: sekali retak, susah balik utuh!


Bagaimana Melatih Diri untuk Tidak Berbohong Menurut Hadist tentang Bohong?

Ini tips ala Nabi:

  • Latih diam kalo nggak bisa jujur — Daripada bohong, mending diem!
  • Perbanyak istighfar — Karena bohong bikin hati gelap, dan istighfar itu pelitanya.
  • Catat setiap bohong kecil — Biar lo sadar: “Waduh, gue ternyata sering bohong!”
Dalam hadist tentang bohong, Nabi ajarin: jujur itu skill—bukan bakat! Jadi, mulai dari hal kecil: jangan ngaku “nggak liat notif” kalo emang liat. Lama-lama, lidah lo bakal terbiasa sama kebenaran—dan hati lo jadi tenang kayak air di telaga!


Di Mana Bisa Pelajari Hadist tentang Bohong Secara Mendalam?

Kalo lo serius pengen jauh dari kebiasaan bohong—atau bantu orang lain jujur—lo butuh ilmu yang bener. Untungnya, ada Komunitas Muslim Hijrah Sentul yang rutin ngadain kajian akhlak & hadits—gratis dan online! Atau, lo bisa eksplor kategori Sunnah di website kami, yang berisi analisis mendalam tiap hadits: dari sanad, matan, sampai penerapan praktis. Buat yang pengen baca hadits yang bikin baper alami, cek juga artikel Hadist Tentang Cinta Dalam Diam Ini Bikin Terharu. Semua sumber ini dirancang biar lo nggak cuma takut bohong—tapi jatuh cinta sama kejujuran!


Frequently Asked Questions

Apa kata Islam tentang berbohong?

Dalam hadist tentang bohong, Islam menyatakan bahwa berbohong adalah jalan menuju kefasikan dan neraka. Nabi SAW bersabda, “Dusta membawa kepada kefasikan, dan kefasikan membawa ke neraka.” Bahkan, kebohongan—sekecil apa pun—bisa menjadi tanda kemunafikan bila menjadi kebiasaan.

Apa hadits tentang jujur?

Dalam hadist tentang bohong, hadits tentang jujur yang utama adalah: “Berpegang teguhlah pada kejujuran, karena jujur membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” Kejujuran dianggap sebagai cerminan iman yang kokoh dan jalan menuju keridhaan Allah.

Barang siapa yang berbohong maka?

Menurut hadist tentang bohong, barang siapa yang berbohong secara terus-menerus, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai “pembohong” (kadzdzab). Ini bukan sekadar label, tapi status spiritual yang menjauhkannya dari rahmat Allah dan membawanya ke jurang kefasikan.

Surat apa yang menjelaskan tentang kebohongan?

Dalam Al-Qur’an, Surah Al-Ahzab ayat 70 memerintahkan orang beriman untuk “mengucapkan perkataan yang benar.” Ini selaras dengan hadist tentang bohong yang menekankan bahwa setiap ucapan akan dimintai pertanggungjawaban, sehingga kejujuran menjadi kewajiban dalam segala situasi.


Referensi

  • https://sunnah.com/bukhari/78/62
  • https://hadith.inoor.ir/en/hadith-2098
  • https://quran.com/33/70
${customadstop}