Lebih Baik Diam Hadits Ini Dia Lengkapnya

img

lebih baik diam hadits

“Lu ngomong ‘diam itu emas’, tapi status lu 10x sehari—itu namanya kontradiktif, bro!” Wkwk, jangan langsung block—kita cuma ngajak lu cek diri. Soalnya, lebih baik diam hadits itu bukan ajakan buat jadi manusia mute, tapi **latihan bijak dalam berucap**. Nabi SAW aja bilang: **“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”** Nah, kalau lu mikir “diam = lemah”, lu salah besar! Dalam lebih baik diam hadits, diam itu **bentuk kekuatan spiritual**—kayak tombol delete sebelum lu nge-post komentar panas. Yuk, kita kupas bareng biar mulut lu gak jadi pintu neraka, tapi jadi jembatan surga!


Apa Hadits tentang Diam dan Mengapa Dianjurkan dalam Islam?

Hadits paling terkenal soal diam diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:

“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.”
Artinya: **“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”** (HR. Bukhari & Muslim). Ini adalah pondasi utama lebih baik diam hadits. Karena dalam Islam, **setiap kata yang keluar dari mulut lu akan dimintai pertanggungjawaban**—bahkan yang lu kira “ngelawak”! Jadi, kalau gak yakin perkataan lu bermanfaat, mending diam—karena diam itu selamat, sementara ngomong asal itu berisiko.


Makna Mendalam dari Hadits “لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ” dalam Konteks Lebih Baik Diam

Hadits ini berbunyi: **“لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ”** — artinya: **“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan.”** (HR. Ibnu Majah). Meski gak nyebut “diam” langsung, hadits ini sangat nyambung sama lebih baik diam hadits! Soalnya, banyak kerusakan di dunia ini lahir dari **mulut yang gak dikontrol**: gosip, fitnah, provokasi, atau bahkan candaan yang nyakitin. Kalau lu diam, lu gak bikin “dharar” (bahaya) buat diri sendiri atau orang lain. Jadi, diam itu bukan cowok, tapi **strategi pencegahan dosa** versi Nabi!


Hubungan antara Hadits “خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ” dan Anjuran untuk Diam

Hadits ini artinya: **“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”** Nah, ini bikin kita mikir: **apakah omongan lu bermanfaat?** Kalau lu ngomong buat nasehatin temen yang salah, itu bermanfaat—silakan bicara! Tapi kalau lu ngomong buat nge-judge, nge-gosip, atau pamer, itu malah bikin rusak. Jadi, dalam kerangka lebih baik diam hadits, diam jadi pilihan bijak **saat ucapan lu gak bawa manfaat**. Karena sebaik-baiknya ucapan itu yang bisa nyentuh hati—bukan yang cuma nyentuh notifikasi WA!


Apakah Diam Lebih Baik Menurut Islam? Perspektif Syariah dan Akhlak

Jawabannya: **iya, dalam kondisi tertentu**. Islam gak larang bicara—tapi larang **bicara yang sia-sia**. Nabi SAW pernah bilang: **“Cukuplah seseorang dianggap berdosa karena lisannya.”** (HR. Tirmidzi). Jadi, dalam lebih baik diam hadits, diam itu:

  • Lebih baik daripada ghibah (ngomongin orang di belakang)
  • Lebih baik daripada debat kusir tanpa ilmu
  • Lebih baik daripada janji palsu
  • Lebih baik daripada caci maki pas marah
Tapi inget: diam gak berarti **cuek**! Kalau ada yang dizalimi, lu wajib bersuara. Karena dalam Islam, **diam di saat kebenaran harus dibela itu dosa**. Jadi, yang diutamakan itu bukan diam atau ngomong—tapi **kapan waktunya diam, dan kapan waktunya bicara**.


Contoh Nyata Penerapan “Lebih Baik Diam” dalam Kehidupan Sehari-Hari

Jangan mikir ini cuma buat ustadz—ini buat lu yang kerja, kuliah, atau bahkan jualan online! Contohnya:

SituasiPilihan Bijak Menurut lebih baik diam hadits
Lihat berita provokatifGak share, gak komentar—tutup aja
Teman curhat soal mantanDengerin aja, gak perlu nambahin gosip
Debat agama di medsosMute thread-nya—gak usah ikut panas
Diajak ngomongin tetanggaBilang: “Mending kita doain aja, yuk.”
Semua ini termasuk dalam amalan lebih baik diam hadits. Karena diam yang bener itu bukan diam kaya patung—tapi **diam penuh kesadaran** bahwa mulut lu itu amanah!

lebih baik diam hadits

Dampak Spiritual dan Sosial dari Membiasakan Diri untuk Diam Saat Tidak Perlu Bicara

Nabi SAW bilang: **“Barang siapa diam, ia selamat.”** (HR. Tirmidzi). Secara spiritual, hati jadi lebih tenang, sholat jadi lebih khusyuk—karena gak pusing mikirin “dosa mulut” yang lu lakuin tadi. Secara sosial, orang jadi lebih percaya: **“Dia gak banyak omong, pasti gak bocorin rahasia!”** Bahkan, dalam dunia kerja, orang yang jarang ngoceh tapi kerjanya oke—itu yang sering naik jabatan! Jadi, dalam lebih baik diam hadits, diam itu bukan kekurangan—tapi **aset berharga** yang jarang dimiliki di zaman full noise kayak sekarang.


Kesalahan Umum dalam Memahami “Lebih Baik Diam” sebagai Bentuk Penindasan Suara

Banyak yang salah kaprah: “Diam itu berarti jangan pernah protes.” Salah! Dalam lebih baik diam hadits, yang dianjurkan diam itu **ucapan yang gak bawa manfaat**, bukan **suara kebenaran**. Justru, Islam mewajibkan kita bersuara saat melihat kemungkaran—tapi dengan cara yang bijak, bukan teriak-teriak kayak supporter bola. Jadi, jangan jadi orang yang:

  • Diam pas liat korupsi (itu pengecut)
  • Tapi juga jangan ngomong asal nge-gosip (itu jahat)
Karena Islam itu jalan tengah: **berani bicara saat perlu, dan berani diam saat gak perlu**.


Peran Bahasa Arab dalam Memahami Nuansa “Diam” dalam Hadits Nabi

Kata “diam” dalam hadits itu “liyashmut” (ليصمت)—yang akarnya sama dengan “kesunyian yang penuh makna.” Ini beda jauh sama “diam” yang artinya “malas ngomong.” Nah, di Komhis.com, lewat Kursus Bahasa Arab Markaz Arabiyah, lu bisa belajar perbedaan halus ini—jadi gak cuma paham artinya, tapi juga **rasa**-nya. Karena dalam lebih baik diam hadits, memahami bahasa asli itu kunci buat nyambung ke niat Nabi: diam bukan buat menghindar, tapi buat menjaga hati dan lisan.


Cara Melatih Diri untuk Menerapkan Lebih Baik Diam Hadits dalam Era Digital

Zaman sekarang, ujian diam itu di **notifikasi dan kolom komentar**! Tapi lu bisa menang dengan strategi:

  • Tunggu 10 detik sebelum bales chat emosional
  • Gak ikut debat di story orang
  • Delete draft komentar yang gak bermanfaat
  • Follow akun yang bikin tenang, bukan emosi
Dan kalau lu butuh panduan lebih dalam soal akhlak, cek Sunnah—di sana ada analisis mendalam 10 hadits tentang menuntut ilmu, lengkap dengan teks Arab dan tafsir nahwu-sharaf. Mau baca dalil lain yang simpel tapi powerful? Baca Terjemahan Arbain Nawawi Ini Mudah Dipahami Semua. Dan jangan lupa, lu selalu punya rumah ilmu di Komunitas Muslim Hijrah Sentul.


Pertanyaan Umum tentang Lebih Baik Diam Hadits

Apa hadits tentang diam?

Hadits utama tentang diam adalah: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim). Dalam lebih baik diam hadits, ini menunjukkan bahwa diam adalah pilihan bijak ketika seseorang tidak mampu mengucapkan sesuatu yang baik atau bermanfaat.

Apa maksud hadits "لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ"?

Hadits ini artinya: “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan.” Dalam konteks lebih baik diam hadits, ini relevan karena banyak ucapan yang tanpa disadari justru membahayakan diri sendiri atau orang lain—seperti gosip, fitnah, atau provokasi. Maka, diam menjadi solusi preventif untuk menjaga prinsip ini.

Apa arti خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ?

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” Dalam kerangka lebih baik diam hadits, ini mengajarkan bahwa ucapan hanya layak diucapkan jika membawa manfaat. Jika tidak, maka diam adalah pilihan yang lebih mulia dan sesuai dengan akhlak Islami.

Apakah diam lebih baik menurut Islam?

Ya, dalam konteks tertentu. Menurut lebih baik diam hadits, diam lebih baik daripada berkata tanpa manfaat, ghibah, atau ucapan yang menyakiti. Namun, Islam juga mewajibkan bersuara saat melihat kemungkaran. Jadi, yang dianjurkan bukan diam mutlak, tetapi diam yang bijak—yaitu tidak berbicara kecuali yang baik dan bermanfaat.


Referensi

  • https://sunnah.com/bukhari
  • https://sunnah.com/tirmidzi
  • https://islamweb.net/ar/fatwa
${customadstop}