Tujuan Aqiqah: Lebih dari Sekadar Syukuran Kelahiran
- 1.
Tujuan Aqiqah: Lebih dari Sekadar Syukuran Kelahiran
- 2.
Tujuan aqiqah adalah membebaskan bayi dari
- 3.
Manfaat aqiqah di akhirat
- 4.
Ayat dan Hadits tentang aqiqah
- 5.
Tujuan aqiqah dan qurban
- 6.
Sebutkan tiga manfaat aqiqah
- 7.
Hadits aqiqah hari ke 7, 14 21
- 8.
Manfaat aqiqah bagi anak dan orang tua
- 9.
Tujuan kurban
Table of Contents
Tujuan Aqiqah
“Aqiqah tuh cuma acara potong kambing doang, apa beneran ada ‘tujuan aqiqah’ yang lebih dalam?”
Pertanyaan kayak gini sering banget nongol di grup arisan ibu-ibu atau diskusi malam di warung kopi. Eh, tapi jangan salah—aqiqah itu bukan sekadar acara syukuran biar bisa foto-foto di media sosial pake background tenda biru. Di balik semur kambing yang wangi dan suara takbir yang menggema, ada tujuan aqiqah yang sarat makna, spiritual, bahkan strategis buat masa depan si jabang bayi! Jadi, daripada cuma ngelihatnya dari sisi “ada duit, potong kambing,” yuk kita gali bareng-bareng apa sih sebenarnya tujuan aqiqah menurut ajaran Islam yang shahih. Biar nggak ketinggalan ilmu kayak warung nasi yang kehabisan ayam goreng!
Tujuan Aqiqah: Lebih dari Sekadar Syukuran Kelahiran
Kalau kita bilang tujuan aqiqah cuma buat syukuran, itu kayak ngomong motor itu cuma buat jalan—padahal mesinnya bisa buat jadi pacar setia! Aqiqah memang bentuk rasa syukur, tapi lebih dari itu: ini adalah ekspresi iman, amalan sunnah, dan wujud cinta pada Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam hadis riwayat Abu Dawud, Rasulullah bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya.” Nah, kata “tergadai” di sini bermakna bahwa tujuan aqiqah salah satunya adalah membebaskan sang anak dari keterikatan rohani yang mungkin menghambatnya. Bukan cuma biar dapet daging aja, lho! Di era sekarang, kita sering lupa bahwa aqiqah itu bentuk pendidikan akidah sejak dini—bukan sekadar event viral di TikTok.
Tujuan aqiqah adalah membebaskan bayi dari
“Bayi kok tergadai? Masa iya bayi bayar utang?”
Tenang, ini bukan soal pinjol atau utang kontrakan, guys! Makna “tergadai” dalam konteks tujuan aqiqah mengacu pada keterikatan terhadap gangguan syaitan dan risiko spiritual sejak lahir. Dengan melaksanakan aqiqah, orang tua secara simbolis “menebus” anak mereka agar terlindungi. Ini adalah bentuk perlindungan metafisik yang diwujudkan lewat amalan nyata. Dalam kitab-kitab fiqih, disebutkan bahwa tujuan aqiqah termasuk memutus ikatan syaitan yang mungkin menempel sejak hari pertama kelahiran. Jadi, aqiqah itu kayak antivirus spiritual buat si kecil—wajib di-install sejak dini biar nggak kena virus “maksiat bayi” yang entah bentuknya apa!
Manfaat aqiqah di akhirat
Siapa bilang manfaat aqiqah cuma dirasain di dunia? Di akhirat nanti, ternyata aqiqah bisa jadi “surat rekomendasi” anak untuk orang tuanya! Dalam riwayat Imam Ahmad, disebutkan bahwa “Anak tergadai dari memberi syafaat bagi kedua orang tuanya (dengan aqiqahnya).” Artinya, kalau aqiqah nggak dilaksanakan, syafaat anak di hari kiamat mungkin nggak bisa mengalir ke orang tua. Gila, kan? Jadi, manfaat aqiqah di akhirat bukan cuma buat anak, tapi juga jadi amal jariyah buat orang tua. Ini bukan cuma soal potong kambing—tapi investasi pahala jangka panjang! Makanya, jangan anggap enteng tujuan aqiqah, soalnya balikannya bisa bikin hati tenang pas di padang mahsyar nanti.
Ayat dan Hadits tentang aqiqah
Memang nggak ada ayat Al-Qur’an yang eksplisit menyebut “aqiqah,” tapi banyak hadis shahih yang jadi dasar kuat. Salah satunya hadis dari Samurah bin Jundub RA, Nabi SAW bersabda: “Setiap anak yang lahir itu tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi). Hadis ini jadi fondasi utama tujuan aqiqah. Selain itu, riwayat dari Aisyah RA menyebut bahwa Rasulullah mengaqiqahi Hasan dan Husain dengan dua kambing. Jadi, aqiqah itu bukan budaya lokal, tapi bagian dari praktik Nabi yang ma’tsur. Kalau masih ragu, coba cek sendiri kitab-kitab hadis—bukan cuma Googling doang!
Tujuan aqiqah dan qurban
Aqiqah vs qurban—dua-duanya potong kambing, tapi beda fungsi! Banyak yang ngira tujuan aqiqah dan qurban itu sama, padahal beda banget. Aqiqah dilakukan karena kelahiran anak, sementara qurban karena Idul Adha sebagai bentuk ketaatan pada perintah Allah. Aqiqah dilaksanakan hari ke-7, 14, atau 21, sedangkan qurban hanya di 10–13 Dzulhijjah. Daging aqiqah sebaiknya dimasak dulu sebelum dibagikan, sementara daging qurban bisa dibagikan mentah. Jadi, jangan sampe salah kirim kurban ke panti asuhan sambil bilang “ini aqiqah bayi aku,” nanti malah bikin bingung tetangga! Intinya, tujuan aqiqah itu personal, fokus pada anak dan keluarga, sedangkan tujuan qurban lebih universal—ekspresi ketundukan umat Islam seluruh dunia.
Sebutkan tiga manfaat aqiqah
Banyak banget manfaatnya, tapi kalau disuruh sebut tiga, ini dia:
- Pertama: Mempererat silaturahmi—daging aqiqah dibagi ke tetangga, saudara, dan fakir miskin. Ini jadi sarana sedekah sekaligus perekat ukhuwah.
- Kedua: Membersihkan bayi secara simbolis—dengan mencukur rambut, diiringi doa, ini jadi bentuk penyucian awal kehidupan.
- Ketiga: Meningkatkan ketaatan orang tua—dengan niat ikhlas menjalankan sunnah, pahala mengalir dan iman bertambah.
Tiga manfaat ini menunjukkan bahwa tujuan aqiqah nggak cuma ritual, tapi juga edukasi sosial dan spiritual. Bahkan, sebuah survei kecil di Jakarta (2023) menunjukkan 78% keluarga yang aqiqah merasa lebih dekat dengan tetangga setelahnya. Jadi, jangan anggap aqiqah itu beban—itu investasi berkah!
Hadits aqiqah hari ke 7, 14 21
“Kapan sih waktu ideal aqiqah?”
Nah, ini sering jadi perdebatan. Tapi berdasarkan hadis shahih, hadits aqiqah hari ke 7, 14, 21 jelas banget. Dari Al-Bayhaqi: “Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, atau keempat belas, atau kedua puluh satu.” Jadi, kalau nggak bisa hari ke-7, masih ada “jangka waktu cicilan”! Tapi jangan sampe ditunda terus sampe anak masuk SD, ya—soalnya itu udah nggak nyambung sama tujuan aqiqah yang idealnya dilakukan saat bayi masih “fresh” dari rahim. Waktu-waktu ini dipilih karena punya makna simbolis: hari ke-7 sebagai masa “penerimaan” bayi ke dunia, hari ke-14 sebagai fase kedua, dan hari ke-21 sebagai batas akhir sunnah.
Manfaat aqiqah bagi anak dan orang tua
Buat anak, manfaat aqiqah itu kayak “starter pack” kehidupan: perlindungan spiritual, doa berkah, dan identitas Islam sejak dini. Sementara buat orang tua, ini jadi sarana mengekspresikan syukur, meningkatkan takwa, dan menguatkan ikatan sosial. Ada yang bilang, “Ngapain aqiqah, mending buat DP rumah.” Tapi tau nggak? Banyak keluarga yang justru dapet rezeki gak disangka-sangka setelah aqiqah—bukan karena kambingnya, tapi karena niatnya! Jadi, tujuan aqiqah itu multidimensi: spiritual, emosional, sosial, bahkan ekonomi tak langsung. Ini kayak “bonus hidden level” di game kehidupan—kalau kamu taat, Allah kasih power-up!
Tujuan kurban
Biar nggak bingung, mari kita klarifikasi: tujuan kurban itu berbeda dengan aqiqah. Kalau aqiqah fokus pada kelahiran, kurban fokus pada ketundukan total kepada Allah—seperti kisah Nabi Ibrahim yang rela menyembelih anaknya. Kurban dilakukan tiap Idul Adha sebagai bentuk amal sosial dan spiritual kolektif. Nah, meski beda, keduanya sama-sama mengajarkan tentang pengorbanan, keikhlasan, dan berbagi. Jadi, jangan sampe campur aduk! Kalau kamu pengin tau lebih dalam soal aqiqah, mesti banget baca konten di Komunitas Muslim Hijrah Sentul, apalagi kategori Aqidah yang bahas akar keyakinan kita. Ada juga artikel seru berjudul Pengertian Aqiqah dan Hikmahnya yang Jarang Diketahui. Buat yang mau versi super lengkap, langsung aja klik di sini—dijamin enggak nyesel, deh!
Frequently Asked Questions
Apa kata Al-Quran tentang aqiqah?
Al-Qur’an tidak menyebutkan kata “aqiqah” secara eksplisit, tapi ayat-ayat tentang kelahiran, syukur, dan pengorbanan jadi landasan filosofisnya. Misalnya Surah Al-Kahfi ayat 46: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” Dari sini, tujuan aqiqah bisa dipahami sebagai wujud syukur atas anugerah anak. Sementara detail teknisnya dijelaskan dalam hadis Nabi SAW yang menjadi penjelas Al-Qur’an.
Apakah Rasulullah mengaqiqahi anaknya?
Iya, jelas banget! Dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi, disebutkan bahwa Rasulullah SAW mengaqiqahi cucunya, Hasan dan Husain, masing-masing dengan dua ekor kambing. Ini jadi bukti nyata bahwa tujuan aqiqah bukan sekadar budaya Arab, tapi praktik yang dicontohkan langsung oleh Nabi. Jadi, kalau ada yang bilang aqiqah itu bid’ah, mungkin dia belum baca hadis yang satu ini!
Dasar hukum akikah adalah?
Dasar hukum aqiqah terutama bersumber dari hadis shahih, seperti hadis Samurah bin Jundub RA: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya…” (HR. Tirmidzi). Para ulama dari mazhab Syafi’i, Hanbali, dan Maliki sepakat bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah—sunnah yang sangat dianjurkan. Ini berarti meski bukan wajib, tapi sangat rugi kalau ditinggalkan. Jadi, tujuan aqiqah selaras dengan prinsip syariah yang mendorong kebaikan sejak awal kehidupan.
Apa hukum aqiqah menurut Imam Syafi'i?
Menurut Imam Syafi’i, hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah—terutama bagi yang mampu secara finansial. Beliau menekankan bahwa tujuan aqiqah adalah untuk melaksanakan perintah Nabi dan melindungi anak. Jika orang tua mampu tapi sengaja mengabaikannya tanpa udzur syar’i, maka dia kehilangan kesempatan besar untuk mendapat pahala. Jadi, buat kamu yang nunggu rezeki lebaran buat aqiqah, mending nabung dari sekarang—biar nggak kelewat sunnahnya!
Referensi
- https://www.ocbc.id/id/article/2023/10/30/tujuan-aqiqah
- https://yatimmandiri.org/blog/inspirasi/tujuan-aqiqah/
- https://journal.staiypiqbaubau.ac.id/index.php/Al-Tarbiyah/article/download/975/969/3882
- https://www.axa-mandiri.co.id/-/aqiqah
