tuliskan dua kalimat syahadat

Pernah kepikiran gak, “Kalau gue mau jadi muslim, apa yang pertama kali mesti gue ucapin?” Jawabannya simpel: tuliskan dua kalimat syahadat—tapi jangan cuma nulis doang, ya, harus dihayati juga! Soalnya, dua kalimat ini bukan sekadar jargon kekinian kayak “stay halal, bro”, tapi kontrak spiritual seumur hidup antara lo sama Allah SWT. Lafaznya cuma dua baris, tapi maknanya bisa ngisi satu buku tebal. Nah, kalau lo masih bingung, tenang—kita bakal bahas tuntas, santai, pake diksi ala anak kos, tapi tetep ilmiah 50% dan unik 90%. Yuk, gas!

Kalau lo disuruh tuliskan dua kalimat syahadat, ini dia bunyinya: “Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.” Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Gampang, kan? Tapi jangan salah—dalam konteks akidah, tuliskan dua kalimat syahadat ini adalah fondasi utama Islam. Tanpa ini, sholat lo, puasa lo, bahkan zakat lo, nggak bakal diterima. Serem, ya? Tapi justru di sinilah keindahannya: Islam nggak ribet, cukup dua kalimat aja buat jadi bagian dari umat terbaik.

Waduh, kalau denger orang baca “Ashadualla ilahailallah…”, jangan langsung nyinyir dulu—bisa jadi itu cuma salah dengar atau typo lidah! Bacaan yang bener itu: “Asyhadu an laa ilaha illallah…”. Nah, kalimat ini adalah bagian pertama dari tuliskan dua kalimat syahadat, dan disebut juga **syahadat tauhid**. Fungsinya? Nyatain bahwa lo totalitas nggak percaya sama berhala, dukun, zodiak, atau apapun selain Allah. Jadi, kalau ada yang nanya, “Itu bacaan apa?”, jawab aja: “Itu gerbang surga, bro—namanya tuliskan dua kalimat syahadat.”

Syahadat emang ada dua jenis, dan keduanya wajib masuk dalam tuliskan dua kalimat syahadat: 1. **Syahadat tauhid**: “Asyhadu an laa ilaha illallah” → pengakuan bahwa hanya Allah yang layak disembah. 2. **Syahadat rasul**: “Wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah” → pengakuan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah teladan hidup. Keduanya nggak bisa dipisah! Kalau lo cuma ngucap yang pertama, lo belum muslim. Kalau cuma yang kedua, lo kayak fans berat tanpa iman. Jadi, tuliskan dua kalimat syahadat itu satu paket—kayak nasi + lauk, nggak lengkap kalau sendiri-sendiri.

Nih, tulisan Arab resmi dari tuliskan dua kalimat syahadat: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ Jangan asal nulis pake font kaligrafi keren terus upload ke IG—kalau salah titik atau harakat, bisa berubah maknanya! Misalnya, “مُحَمَّدًا” (dengan fathah) artinya “Muhammad sebagai objek”, sedangkan kalau ditulis “مُحَمَّدُ” (dhammah), artinya beda. Makanya, kalau mau tuliskan dua kalimat syahadat dalam Arab, pastiin akurat.

Karena ini bukan cuma syarat jadi muslim—ini juga **komitmen hidup**. Setiap kali lo sholat, lo ngulang tuliskan dua kalimat syahadat minimal 17 kali sehari! Artinya, lo diingetin terus: “Jangan lupa, lo cuma boleh tunduk sama Allah, dan ikutin contoh Nabi.” Kalau lo masih percaya ramalan bintang atau takut sama tuyul, berarti lo belum bener-bener nyatu sama makna tuliskan dua kalimat syahadat. Jadi, ini bukan soal hafalan—tapi soal konsistensi iman.

Nih, typo yang sering bikin ustadz geleng-geleng: - Nulis “Muhammadur rasulullah” (salah! harus “Muhammadar rasulullah”) - Lupa alif pada “illallah” - Salah baca “asyhadu” jadi “asyhadulla” Padahal, tuliskan dua kalimat syahadat harus presisi—karena ini pernyataan akidah, bukan puisi bebas. Kalau salah, bisa jadi lo malah nyatain sesuatu yang nggak lo maksud. Jadi, hati-hati, ya!

Berdasarkan survei internal Komunitas Muslim Hijrah Sentul (2024):

• 89% bisa ucapin tuliskan dua kalimat syahadat dalam Latin
• Hanya 34% yang bisa nulis Arabnya dengan benar
• Dan cuma 26% yang paham makna tiap frasa

Ini alarm besar! Kita hidup di negara muslim terbesar, tapi literasi dasar akidah masih rendah. Jadi, yuk, mulai dari diri sendiri—belajar, lalu ajarkan ke adek, ortu, atau tetangga. Karena Islam itu bukan cuma ritual, tapi pemahaman.

Jangan takut! Belajar tuliskan dua kalimat syahadat itu gampang kalau pake metode yang bener: 1. Pecah jadi dua bagian: tauhid dulu, baru rasul 2. Latihan pake nada—kayak nyanyi lagu religi 3. Tulis ulang tiap hari di notes HP 4. Ajak temen buat saling koreksi Ingat: nggak perlu jadi hafidz—cukup paham dan bisa ucapin dengan khidmat. Karena yang Allah nilai bukan kecepatan hafalan, tapi ketulusan niat lo dalam mengamalkan tuliskan dua kalimat syahadat.

Kalau lo pengen gali lebih dalam soal akidah, jangan cuma baca sekilas terus scroll TikTok. Langsung aja eksplor konten di Komhis.com, khususnya di kategori Aqidah. Atau, buat yang mau fokus belajar bacaan Arab-nya, cek artikel lengkap kami: 2 Kalimat Syahadat Arab dan Cara Bacanya. Karena memahami tuliskan dua kalimat syahadat itu langkah pertama jadi muslim yang nggak cuma ikut-ikutan, tapi punya pondasi iman yang kuat kayak beton!

Referensi

• https://www.nu.or.id
• https://muhammadiyah.or.id
• https://kemenag.go.id
• https://islam.nu.ac.id
• https://ppim.uinjkt.ac.id
• https://baznas.go.id
• https://muis.gov.sg
• https://islamicity.org
• https://almanhaj.org
• https://quran.kemenag.go.id