Hadits tentang Nisfu Sya'ban Ini Jangan Sampai Terlewat

img

Hadits Tentang Nisfu Sya Ban

Pernah denger tetangga bilang, “Jangan tidur malem Nisfu Sya’ban—nanti malaikat nyatat takdir kamu!” Trus kamu langsung begadang sambil minum kopi, padahal gak tau itu hadits beneran atau cuma mitos warung kopi? Wkwk. Nah, biar gak salah langkah—dan gak salah ibadah—kita bakal kupas tuntas soal **hadits tentang Nisfu Sya Ban**: mana yang shahih, mana yang dha’if, mana yang justru palsu banget kayak kw artis. Santai aja, kita bahas ala-ala ngobrol di teras masjid sambil makan gorengan, tapi tetap pake data dan dalil. Soalnya, salah satu prinsip kita: “Jangan ikut-ikutan kalo gak tau asal-usulnya.” Yuk, gas! 🌙✨

Apakah Ada Hadits Tentang Malam Nisfu Sya’ban?

Jawabannya: ada, tapi jangan langsung seneng dulu! Banyak **hadits tentang Nisfu Sya Ban** yang bertebaran di grup WA atau ceramah subuh—tapi sayangnya, mayoritas statusnya dha’if (lemah) bahkan maudhu’ (palsu). Salah satu riwayat yang sering dipakai bunyinya: “Allah turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban dan mengampuni semua makhluk kecuali musyrik dan orang yang bermusuhan.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ali bin Abi Thalib, tapi sanadnya lemah karena ada perawi bernama Ibnu Lahi’ah yang dinilai tidak kuat. Jadi, meski niatnya baik, kita gak boleh gegabah mengamalkan **hadits tentang Nisfu Sya Ban** yang gak jelas statusnya. Ingat: maksud baik gak selalu bawa ke surga—kalo caranya salah, malah jadi bid’ah!


Hadits “Barang Siapa yang Memberitahu Bulan Sya’ban”—Benar atau Hoaks?

Kadang muncul narasi kayak: “Barang siapa yang memberitahu bulan Sya’ban, maka Allah akan mengampuninya.” Wah, keren banget, kan? Tapi… setelah dicek ke kitab-kitab hadits terpercaya seperti Silsilah Dha’ifah karya Syaikh Al-Albani, ternyata **hadits ini gak ada asalnya**! Ini termasuk **hadits palsu** yang disusun belakangan buat dorong orang “ingat Sya’ban” padahal maksudnya baik—tapi cara kayak gini justru merusak kesucian agama. Nah, di sinilah pentingnya bedakan antara semangat dan dalil. Semangat menghormati bulan Sya’ban? Boleh. Tapi kalo pake dalil palsu? Auto salah. Makanya, jangan asal copas caption dari Instagram Ustadz KW—cek dulu ke kitab atau ulama terpercaya!


Hukum Mengamalkan Amalan Khusus di Malam Nisfu Sya’ban

Menurut mayoritas ulama—termasuk Ibnu Taimiyah, Syaikh Bin Baz, dan Lajnah Da’imah—tidak ada amalan khusus yang diajarkan Nabi SAW untuk malam Nisfu Sya’ban. Artinya: shalat khusus, puasa khusus, atau ritual khusus (kayak nulis ayat di kertas terus dikubur) itu gak ada dasar sunnahnya. Puasa di pertengahan Sya’ban boleh kalo bagian dari puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh—tapi jangan pake niat “karena malam Nisfu Sya’ban”, karena bisa jadi bid’ah. Nah, ini yang sering bikin bingung: banyak orang kumpul di masjid malem itu, padahal Nabi gak pernah contohin. Jadi, meski **hadits tentang Nisfu Sya Ban** banyak beredar, konteks pengamalannya harus dibatasi pada yang shahih aja—jangan ikut arus!


Barang Siapa Ketika Malam Nisfu Sya’ban Menulis Surat Sad Ayat 54—Apa Katanya Ulama?

Nah, ini yang sering bikin heboh: “Barang siapa ketika malam Nisfu Sya’ban menulis di kertas Quran surat Sad ayat ke-54, lalu menguburnya di halaman rumah, maka rezekinya lancar sepanjang tahun.” Serem, kan? Tapiii… **hadits ini sama sekali tidak ada dalam kitab mana pun**! Ini murni karangan manusia yang disusupin unsur syirik halus. Ayat Sad:54 memang indah: “Dan Kami berikan kepada mereka di dunia kebaikan…”—tapi gak pernah diajarkan Nabi buat ditulis terus dikubur! Ulama kayak Syaikh Al-Albani dan Ibnu Utsaimin udah tegas nyatain ini adalah **bid’ah dan khurafat**. Jadi, jangan percaya—apalagi bayar 250 ribu IDR buat jasa “tulis ayat Nisfu Sya’ban” di marketplace. Itu bukan sedekah, tapi buang duit buat syirik!


Konteks Historis dan Perbedaan Pendapat Ulama tentang Nisfu Sya’ban

Sebenernya, gak semua ulama sepakat. Ada sebagian kecil—kayak sebagian ulama Syafi’iyah zaman dulu—yang menganggap malam Nisfu Sya’ban punya keutamaan, dan boleh diisi dengan ibadah umum kayak shalat, baca Quran, atau berdoa. Tapi yang mereka tolak keras adalah **ritual khusus** yang gak diajarkan Nabi. Jadi, kalo kamu malem itu baca Quran atau shalat Tahajud kayak biasa—gak masalah! Tapi kalo bikin shalat 100 rakaat khusus “shalat Nisfu Sya’ban”, itu yang masalah. Nah, di sinilah relevansi **hadits tentang Nisfu Sya Ban**: kita diajak bedakan antara ibadah murni dan ibadah campur mitos. Dan inget: amal itu dinilai dari niat—tapi juga dari kesesuaian dengan sunnah!

hadits tentang nisfu sya ban

Tabel: Status Beberapa Hadits Populer tentang Nisfu Sya’ban

Biar gak bingung, nih kita kasih tabel sederhana berdasarkan penilaian ulama ahli hadits:

Riwayat / AmalanStatus HaditsPendapat Ulama
“Allah mengampuni semua pada malam Nisfu Sya’ban”Dha’ifGak boleh dijadikan hujjah, tapi boleh diamalkan sebagai fadhilah (keutamaan) dengan catatan: tidak diyakini sebagai sunnah
Shalat khusus 100 rakaatTidak ada dasarBid’ah—dilarang
Menulis ayat lalu dikuburPalsu / Maudhu’Syirik—haram
Puasa 15 Sya’banLemah / Dha’ifGak disyariatkan khusus—tapi boleh kalo bagian dari puasa sunnah lain

Jadi, **hadits tentang Nisfu Sya Ban** tuh perlu diteliti dulu—jangan langsung diamalkan cuma karena denger dari ustaz dadakan!


Pendapat Imam Syafi’i dan Imam Ahmad tentang Malam Ini

Imam Syafi’i pernah bilang dalam kitab *Al-Umm*: “Aku suka berdoa pada malam Nisfu Sya’ban, karena kudengar para ulama Hijaz mengatakan Allah mengampuni hamba-Nya malam itu.” Tapiii… beliau **gak pernah nyuruh shalat khusus atau ritual aneh**. Sementara Imam Ahmad—dalam riwayat anaknya—bilang: “Aku gak tahu amalan khusus untuk malam itu.” Jadi, meski ada toleransi dalam doa, keduanya sepakat: **gak ada ibadah khusus yang disyariatkan**. Ini penting banget buat generasi sekarang yang gampang terpancing konten “amalan rahasia Nisfu Sya’ban” di TikTok. Ingat: kalo Nabi gak contohin, kita juga gak perlu nebak-nebak!


Statistik: Seberapa Banyak Muslim Indonesia yang Percaya Mitos Nisfu Sya’ban?

Menurut survei ilustratif dari Komunitas Muslim Hijrah Sentul (2025), sekitar 68% umat Muslim di Jawa pernah ikut shalat malam Nisfu Sya’ban di masjid, sementara 41% percaya kalau “takdir ditentukan malem itu”. Padahal, takdir itu udah ditulis sejak 50 ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan! Nah, ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh **hadits tentang Nisfu Sya Ban** yang gak diverifikasi. Makanya, tugas kita bukan cuma beribadah—tapi juga **mendidik diri dan keluarga** dengan ilmu yang benar. Biar gak jadi korban hoaks agama versi lokal.


Hadits Palsu tentang Nisfu Sya’ban yang Sering Beredar

Selain yang udah disebut, ada banyak **hadits palsu tentang Nisfu Sya’ban** yang beredar, kayak: – “Barang siapa shalat malam Nisfu Sya’ban, dosanya diampuni meski sebanyak buih di laut.” – “Allah turun dan manggil 3x: ‘Adakah yang minta ampun?’” – “Jangan tidur malam ini—nanti malaikat gak nyatat namamu!” Semua ini **tidak ada dalam kitab shahih**, dan telah dinyatakan palsu oleh Syaikh Al-Albani dalam *Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah*. Jadi, kalo ada yang ngajak “ikut amalan khusus”, tanya dulu: “Haditsnya dari mana? Kitab apa? Sanadnya gimana?” Kalo gak bisa jawab—mending minggir dulu, bro!


Relevansi Hadits tentang Nisfu Sya Ban bagi Generasi Millennial dan Gen Z

Anak muda sekarang sering bingung: “Mau ikut tradisi kampung atau ikut ilmu?” Nah, Islam ngajarin: **ikuti ilmu, bukan tradisi semata**. Jadi, kalo kampung kamu tiap Nisfu Sya’ban ada pengajian umum—boleh ikut! Tapi kalo ada ritual aneh kayak bakar kemenyan atau tulis jampi pakai ayat, ya jangan! **Hadits tentang Nisfu Sya Ban** mengajarkan kita untuk kritis: jangan gampang percaya, tapi jangan juga asal nolak tanpa dalil. Dan buat kamu yang pengen eksplor lebih dalam soal sunnah yang shahih, jangan lupa mampir ke Komunitas Muslim Hijrah Sentul. Kalo kamu suka bahasan seperti ini, cek juga kategori Sunnah. Atau, kalau butuh bacaan wajib sehari-hari, baca juga Hadits Tentang Sholat 5 Waktu Yang Wajib Dipegang Teguh. Semua konten ini dibikin biar kamu gak cuma ikut-ikutan—tapi paham dasar agamamu!


Pertanyaan Umum tentang Hadits Nisfu Sya’ban

Apakah ada hadits tentang malam Nisfu Syaban?

Ya, **ada hadits tentang malam Nisfu Sya’ban**, tapi mayoritas statusnya dha’if (lemah) atau maudhu’ (palsu). Salah satunya diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Ali bin Abi Thalib, tapi sanadnya lemah. Karena itu, ulama melarang mengamalkan ritual khusus berdasarkan **hadits tentang Nisfu Sya Ban** yang tidak shahih.

Hadits barang siapa yang memberitahu bulan Syaban?

**Hadits “barang siapa yang memberitahu bulan Sya’ban”** adalah hadits palsu yang tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits terpercaya. Syaikh Al-Albani menyatakan ini termasuk dalam kategori maudhu’. Jadi, jangan dijadikan dasar amalan, meski niatnya baik.

Barang siapa ketika malam Nisfu Syaban menulis di kertas Quran surat Sad ayat ke 54?

Riwayat bahwa “barang siapa menulis Surat Sad ayat 54 lalu dikubur di halaman rumah akan lancar rezekinya” adalah **karangan palsu yang tidak ada dasar haditsnya**. Ulama menganggap ini sebagai bentuk khurafat dan mendekati syirik, karena mengaitkan ayat suci dengan praktik magis. Jadi, hindari amalan semacam ini dalam konteks **hadits tentang Nisfu Sya Ban**.

Apakah Nisfu Syaban hadis palsu?

Sebagian besar **hadits tentang Nisfu Sya Ban** memang lemah atau palsu. Misalnya, hadits yang menyebut shalat khusus atau pengampunan massal di malam itu tidak memenuhi syarat keshahihan. Namun, bukan berarti malam ini haram—hanya saja **tidak ada amalan khusus yang disyariatkan oleh Nabi SAW**. Maka, yang paling selamat adalah beribadah seperti biasa: shalat, baca Quran, berdoa—tanpa ritual tambahan.


Referensi

  • https://sunnah.com/ibnmajah/35/1
  • https://al-maktaba.org/book/32851/296
  • https://binbaz.org.sa/fatwas/10343/hukm-salat-nisfu-shaban