Hadits Tidak Boleh Marah Ini Bikin Hati Damai
- 1.
Bunyi Hadits Larangan Marah dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
- 2.
Makna Mendalam dari Kalimat “لا تغضب ولك الجنة” dalam Konteks Akhlak Islam
- 3.
Hubungan Hadits “لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ” dengan Larangan Marah
- 4.
Hadits Jangan Marah dalam Bahasa Arab dan Relevansinya untuk Generasi Milenial
- 5.
Contoh Nyata Penerapan Hadits Tidak Boleh Marah dalam Kehidupan Sehari-Hari
- 6.
Dampak Spiritual dan Fisik dari Mengendalikan Marah Menurut Hadits
- 7.
Kesalahan Umum dalam Memahami “Jangan Marah” sebagai Penindasan Emosi
- 8.
Peran Keluarga dalam Melatih Anak Mengamalkan Hadits Tidak Boleh Marah
- 9.
Cara Praktis Mengamalkan Hadits Tidak Boleh Marah di Zaman Digital
Table of Contents
hadits tidak boleh marah
“Lu marah-marah pas macet, terus lu bilang ‘ini ujian’—padahal lu aja yang gak latihan sabar!” Haha, jangan langsung nge-gas! Kita cuma ngajak ngaca bareng. Soalnya, hadits tidak boleh marah itu bukan larangan kaku ala polisi lalu lintas—tapi **undangan halus dari Nabi SAW buat jadi manusia yang lebih tenang, lebih bijak, dan lebih deket sama surga**. Bahkan, ada hadits yang langsung nyebut: **“Jangan marah, maka milikilah surga!”** Serius—bukan promosi kampung, tapi janji langsung dari Rasulullah! Yuk, kita kupas hadits tidak boleh marah biar lu gak cuma bisa *deep breath*, tapi juga dapet pahala tiap kali nahan emosi!
Bunyi Hadits Larangan Marah dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya
Hadits paling terkenal soal ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dalam Sunan Abu Dawud:
Arab: لاَ تَغْضَبْ، وَلَكَ الْجَنَّةُ.Nah, ini adalah inti dari hadits tidak boleh marah. Singkat, padat, tapi bikin merinding! Kata “lā” itu larangan tegas, bukan saran. Jadi, ini bukan “kalau bisa jangan marah,” tapi **“jangan marah—titik!”** Karena marah itu gerbang setan, dan surga itu cuma buat yang bisa nge-manage emosi kayak nge-manage akun medsos—dengan sabar dan kontrol diri.
Latin: Lā taghḍab, wa laka al-jannah.
Arti: “Jangan marah, maka milikilah surga.”
Makna Mendalam dari Kalimat “لا تغضب ولك الجنة” dalam Konteks Akhlak Islam
Jangan salah—Nabi gak bilang “lu marah dikit, langsung masuk neraka.” Tapi beliau kasih **insentif terbesar di alam semesta**: surga! Dalam hadits tidak boleh marah, ini bukan soal menekan perasaan, tapi soal **melatih jiwa**. Karena marah itu fitrah, tapi mengendalikannya itu akhlak. Bayangin: lu dimaki abang ojol, tapi lu malah bilang “makasih, hati-hati di jalan”—itu bukan lemah, itu **kuat secara spiritual**! Dan Allah langsung catat: “Ini calon penghuni surga.” Jadi, tiap kali lu nahan emosi, lu lagi ngumpulin tiket masuk surga—tanpa perlu bayar (IDR) sepeser pun!
Hubungan Hadits “لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ” dengan Larangan Marah
Hadits ini berbunyi: **“Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan.”** (HR. Ibnu Majah). Meski gak nyebut “marah” langsung, ini sangat relevan dengan hadits tidak boleh marah! Karena marah sering bikin kita:
- Ngomong kasar → nyakitin hati (bahaya)
- Nge-gas di jalan → bikin kecelakaan (membahayakan)
- Posting status panas → rusak silaturahmi (dampak sosial)
Hadits Jangan Marah dalam Bahasa Arab dan Relevansinya untuk Generasi Milenial
Teks Arab-nya: **“لاَ تَغْضَبْ”** — cuma dua kata, tapi berat banget maknanya. Buat generasi Z dan milenial yang hidup di era *instant*, hadits tidak boleh marah jadi tameng mental. Soalnya, di dunia yang penuh *trigger*—dari komentar toxic sampe delay pesanan—kemarahan jadi makanan sehari-hari. Tapi Nabi ngajarin: **jangan biarkan emosi lu di-setir oleh dunia luar**. Latih diri kayak latihan gym: tiap kali pengen marah, lu *push* diri buat diam, tarik napas, lalu respons dengan akal, bukan emosi. Dan yang paling keren? Ini bukan cuma buat tenang di dunia—tapi juga buat dapet surga di akhirat!
Contoh Nyata Penerapan Hadits Tidak Boleh Marah dalam Kehidupan Sehari-Hari
Jangan mikir harus jadi orang suci dulu buat amalin hadits tidak boleh marah. Coba praktikin ini:
| Situasi | Respons ala hadits tidak boleh marah |
|---|---|
| Ditabrak motor pas jalan kaki | Bilang “hati-hati, ya”—bukan “mata lu di mana?!” |
| Rekan kerja salah kirim file | Chat “gapapa, kirim ulang aja”—bukan “dasar gak becus!” |
| Anak numpahin susu | Peluk, terus ajari pelan-pelan—bukan bentak sampe nangis |
| Lihat berita bikin emosi | Tutup layar, baca istighfar—bukan share plus caption panas |
Dampak Spiritual dan Fisik dari Mengendalikan Marah Menurut Hadits
Nabi SAW pernah bilang: **“Orang kuat bukan yang menang gulat, tapi yang bisa menguasai dirinya saat marah.”** (HR. Bukhari). Dalam hadits tidak boleh marah, ini jadi definisi baru kekuatan: bukan otot, tapi **kemampuan mengendalikan nafsu**. Secara spiritual, hati jadi bersih, sholat jadi khusyuk. Secara fisik, tekanan darah stabil, tidur lebih nyenyak—karena gak pusing mikirin “dendam ke abang parkir.” Jadi, sabar itu bukan cuma pahala—tapi juga **terapi gratis buat jiwa dan raga!**
Kesalahan Umum dalam Memahami “Jangan Marah” sebagai Penindasan Emosi
Banyak yang salah kaprah: “Kalau gak boleh marah, berarti harus jadi robot.” Salah besar! Dalam hadits tidak boleh marah, yang dilarang itu **marah yang merusak**, bukan perasaan marahnya sendiri. Boleh dong ngerasa kesel—tapi jangan sampai lu nge-hate comment atau nge-ghosting karena emosi. Caranya? Lu bisa:
- Catet di notes HP: “Aku kesel karena…”
- Sholat sunnah 2 rakaat buat tenangin hati
- Bicara pas udah dingin, bukan pas emosi puncak
Peran Keluarga dalam Melatih Anak Mengamalkan Hadits Tidak Boleh Marah
Ortu adalah cermin pertama buat anak. Kalau ortu sering teriak, anak bakal ngira “marah itu wajar.” Tapi kalau ortu latihan sabar—misalnya, pas anak nge-gas, ortu bilang “Ayah butuh waktu 5 menit buat tenang”—itu jadi **lesson hidup** yang gak ternilai. Dalam konteks hadits tidak boleh marah, keluarga itu “sekolah pertama akhlak.” Dan kalau lu butuh panduan buat jadi ortu yang sabar, eksplor aja di Komhis.com, kita sudah sediakan materi tentang cara melatih sabar sejak dini, buat anak dan diri sendiri!
Cara Praktis Mengamalkan Hadits Tidak Boleh Marah di Zaman Digital
Era medsos itu ladang ujian sabar! Tapi lu bisa menang dengan strategi:
- Mute akun yang bikin emosi
- Delay sebelum bales chat panas—tunggu 10 menit dulu
- Delete draft komentar yang kasar
- Diam kalau debat gak bakal bawa manfaat
Pertanyaan Umum tentang Hadits Tidak Boleh Marah
Bagaimana bunyi hadits larangan marah?
Bunyi haditsnya: “لاَ تَغْضَبْ، وَلَكَ الْجَنَّةُ” yang artinya “Jangan marah, maka milikilah surga.” (HR. Abu Dawud). Dalam hadits tidak boleh marah, ini adalah perintah langsung dari Nabi SAW yang menjanjikan surga sebagai imbalan bagi siapa pun yang mampu mengendalikan amarahnya.
Apa artinya "لا تغضب ولك الجنة"?
Artinya: “Jangan marah, maka milikilah surga.” Kalimat ini bukan sekadar nasihat, tapi janji langsung dari Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks hadits tidak boleh marah, frasa ini menunjukkan betapa tingginya nilai sabar dan pengendalian diri di sisi Allah—sampai-sampai surga dijadikan hadiah utama.
Apa maksud hadits "لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ"?
Hadits ini artinya: “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan.” Meski tidak menyebut marah secara eksplisit, hadits ini relevan dengan hadits tidak boleh marah karena amarah sering kali menjadi sumber kerugian—baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Islam melarang segala bentuk tindakan yang merusak, termasuk akibat dari kemarahan yang tak terkendali.
Hadits jangan marah dalam bahasa arab?
Hadits jangan marah dalam bahasa Arab adalah: “لاَ تَغْضَبْ”. Kalimat ini sangat ringkas namun penuh makna, dan merupakan bagian dari hadits yang lebih panjang: “لاَ تَغْضَبْ، وَلَكَ الْجَنَّةُ”. Dalam hadits tidak boleh marah, teks Arab ini menjadi pengingat spiritual yang bisa dibaca setiap kali emosi mulai naik—sebagai bentuk dzikir dan latihan kontrol diri.
Referensi
- https://sunnah.com/abudawud
- https://sunnah.com/bukhari
- https://islamweb.net/ar/fatwa
