Pengertian Aqiqah Secara Bahasa dan Istilah Versi Ulama
Pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah
Lo pernah kepikiran ga, kenapa tiap ada baby baru lahir di kampung kita, suaranya “dug dug... beeeek!” bukan cuma nangis bayi, tapi juga kambing yang disembelih? 😂 Nah, itu namanya aqiqah—bukan sekadar potong kambing buat pesta, tapi bentuk syukur ke Allah atas rezeki terindah: kelahiran si kecil. Dalam Islam, pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah punya makna dalam banget, bukan cuma soal makan-makan, tapi soal akidah, adab, dan kasih sayang. Nah, mari kita kupas bareng-bareng—dengan bumbu bahasa gaul, dikit-dikit slang Betawi, Jawa, sama Sunda biar akrab kayak ngobrol di warung kopi.
Pengertian Aqiqah Secara Bahasa dan Istilah Versi Ulama
Kata "aqiqah" itu berasal dari bahasa Arab ‘aqqa yang artinya "memotong". Dalam konteks bayi, aqiqah awalnya merujuk pada rambut pertama yang tumbuh di kepala bayi—yang biasa dicukur saat lahir. Nah, dari sanalah berkembang istilah aqiqah jadi penyembelihan hewan sebagai bentuk syukur. Ulama kayak Wahbah Az-Zuhaili bilang, secara pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah, ini adalah ibadah sunnah yang mencerminkan ketaatan dan rasa terima kasih. Bahkan, dalam kitab Fiqhul Islami wa Adillatuhu, disebut bahwa aqiqah itu simbol tebusan untuk si bayi. Jadi, jangan anggap ini cuma ritual adat—ini ritual akidah berbasis syariat, lho!
Pengertian aqiqah secara istilah
Kalo secara istilah, pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah itu lebih spesifik: aqiqah adalah penyembelihan hewan (biasanya kambing atau domba) untuk bayi yang baru lahir, dengan niat ibadah dan syarat-syarat tertentu. Bukan sekadar potong hewan buat masak sate, tapi harus memenuhi kaidah syariah: sehat, cukup umur, gak cacat, dan disembelih dengan bismillah. Menurut Syaikh Nada Abu Ahmad dalam buku “Sang Bayi Kusambut”, yang disebut aqiqah itu hewan yang disembelih dengan niat khusus sebagai bentuk rasa syukur. Jadi, jangan sampe salah kaprah—aqiqah bukan "promo daging murah", tapi ibadah dengan nilai spiritual tinggi.
Hukum aqiqah
Nah, ini sering jadi perdebatan: wajib apa sunnah? Tenang, kita gak perlu debat kayak di grup WA keluarga. Menurut jumhur ulama (termasuk Imam Syafi’i dan Ahmad bin Hambal), hukum aqiqah itu sunnah muakkad—alias sunnah yang sangat dianjurkan. Artinya, kalo mampu, jangan ditunda-tunda. Rasulullah aja selalu aqiqahin Hasan-Hussein cucunya. Tapi, kalo emang belum mampu, gak ada dosa. Yang penting niatnya. Jadi, buat yang mikir “aqiqah mah mahal, nanti aja kalo udah gajian ke-13”, ya gak masalah—tapi kalau bisa, segera aja. Soalnya, ini termasuk amalan yang direkomendasikan banget sama Nabi.
Waktu pelaksanaan aqiqah
Idealnya, aqiqah dilaksanain di hari ketujuh kelahiran. Tapi kalo belum bisa, masih boleh di hari ke-14 atau ke-21. Ini berdasarkan hadits riwayat Al-Baihaqi:
“Al-‘aqiqatu tudzbahu li sab’in wa li arba’ata ‘asyrata wa li ihda wa ‘isyriin.” Artinya: “Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, keempat belas, atau kedua puluh satu.”Nah, kalo sampe lewat dari itu, masih boleh kok—bahkan sampai anak dewasa! Imam Ahmad bilang, kalo dulu gak diaqiqahi, anaknya bisa aqiqahin diri sendiri pas udah mandiri. Jadi, jangan panik kalo bayi udah 3 tahun tapi belum diaqiqahi. Yang penting, pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah dipahami dulu, baru ditindaklanjuti sesuai kemampuan.
Dalil aqiqah
Dalil utama aqiqah tuh ada di hadits riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah:
“Kullu ghulaamin murtahanun bi ‘aqiqatihi. Tudzbahu ‘anhu yauma as-sabi’, wa yuhlaqu, wa yusammaa.” Artinya: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Aqiqah disembelih pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama.”Selain itu, hadits dari ‘Aisyah juga nyebut bahwa Rasulullah memerintahkan dua kambing buat anak laki-laki, satu buat perempuan. Ini jadi dasar kuat bahwa aqiqah itu bukan cuma tradisi Arab, tapi ajaran Islam yang valid. Jadi, jangan bilang “aqiqah cuma adat”—itu salah besar! Karena pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah jelas bersumber dari sunnah Nabi.
Pengertian aqiqah dan Hikmahnya
Aqiqah itu kayak “selamat datang dunia, Nak!” dalam bentuk ibadah. Tapi, di balik itu, ada hikmah luar biasa:
- Wujud syukur atas nikmat anak,
- Sebagai tebusan buat si bayi,
- Menguatkan silaturahmi lewat pembagian daging,
- Dan jadi sarana sedekah ke fakir miskin.
Tujuan aqiqah
Kalo ditanya “kenapa harus aqiqah?”, jawabannya simpel: biar hidup kita berkah sejak awal. Tujuan aqiqah itu bukan buat pamer, apalagi biar masuk feed Instagram. Tapi:
- Mengikuti sunnah Rasulullah,
- Membebaskan bayi dari “gadai” rohani,
- Serta memperkenalkan anak ke komunitas sebagai anggota umat Muslim.
Arti aqiqah Menurut Islam
Dalam Islam, aqiqah bukan sekadar tradisi budaya. Ini adalah ibadah sosial-religius yang sarat makna. Kata “aqiqah” sendiri, menurut para mufassir, mengandung konsep “memutus” — memutus dari kebiasaan jahiliah, dan menyambung ke jalan Islam. Jadi, aqiqah itu semacam deklarasi ketaatan orang tua: “Ya Allah, anak ini kami serahkan dalam naungan syariat-Mu.” Gak heran kalo banyak ulama bilang, aqiqah itu bentuk pendidikan pertama buat si kecil—even before dia bisa ngomong “mama”!
Daging aqiqah sebaiknya dibagikan dalam bentuk
Jangan salah! Beda sama daging kurban yang boleh dibagi mentah, aqiqah sebaiknya dibagikan dalam bentuk matang. Ini berdasarkan sunnah Nabi yang memasak daging aqiqah Hasan-Hussein. Kenapa? Biar lebih bermanfaat dan langsung bisa dimakan—apalagi buat yang gak punya kompor atau gas. Menurut Panduan Aqiqah dari Mega Syariah, pembagian daging aqiqah idealnya dalam tiga bagian:
| Bagian | Tujuan |
|---|---|
| 1/3 | Dimakan keluarga yang aqiqah |
| 1/3 | Sedekah ke fakir miskin |
| 1/3 | Dihadiahkan ke kerabat atau tetangga |
Frequently Asked Questions
Apa pengertian aqiqah menurut bahasa?
Menurut bahasa, pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah berasal dari kata Arab “‘aqqa” yang artinya memotong. Awalnya, kata ini merujuk pada rambut bayi yang dipotong saat lahir, lalu berkembang jadi istilah penyembelihan hewan sebagai bentuk syukur.
Akikah secara etimologi artinya apa?
Secara etimologi, akikah (aqiqah) artinya memotong atau membelah. Ini berkaitan dengan tradisi memotong rambut bayi pertama kali, yang kemudian dikaitkan dengan penyembelihan hewan. Dalam konteks pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah, makna ini menunjukkan simbol “pembebasan” si bayi.
Apa kata Al-Quran tentang aqiqah?
Al-Quran gak menyebut kata “aqiqah” secara eksplisit, tapi perintahnya ada dalam hadits Nabi. Namun, semangat aqiqah selaras dengan ayat-ayat tentang rasa syukur, seperti QS. Al-Baqarah: 152: “Maka ingatlah Aku, niscaya Aku ingat kamu...” Jadi, aqiqah adalah bentuk implementasi rasa syukur—bagian dari pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah dalam praktik ibadah.
Secara bahasa kata akikah berasal dari kata aku yang bermakna?
Ini kesalahpahaman umum. Kata “aqiqah” tidak berasal dari “aku”, tapi dari akar kata Arab “‘aqqa” yang berarti memotong. Jadi, jangan keliru—pengertian aqiqah secara bahasa dan istilah sama sekali gak ada hubungannya sama kata “aku” dalam bahasa Indonesia. Itu cuma kebetulan bunyi, bukan asal-usul!
Referensi
- https://mui.or.id/baca/pertanyaan/b7738123-7b18-43d6-b863-89747ca7c8c5
- https://ojs.staituankutambusai.ac.id/index.php/HUKUMAH/article/viewFile/485/300
- https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/simpanan/aqiqah
- https://www.idntimes.com/life/inspiration/aqiqah-pengertian-hukum-dan-hikmahnya-dalam-islam-01-8dpsl-bc6p6c
