Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya Ini Mudah Dipahami

- 1.
Bunyi Lengkap dan Arti Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya Menurut Ibnu Majah
- 2.
Siapa yang Meriwayatkan Tholabul Ilmi? Ini Sanadnya!
- 3.
Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Al-Qur’an: QS Al Mujadalah Ayat 11
- 4.
Konteks Sosial Munculnya Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya di Masa Nabi
- 5.
Derajat Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya Menurut Ulama Hadits Kontemporer
- 6.
Statistik Pendidikan Umat Islam Indonesia vs Semangat Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya
- 7.
Kesalahan Umum Saat Memahami Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya
- 8.
Cara Mengamalkan Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya di Era Digital
- 9.
Internalisasi Nilai Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya Melalui Komunitas dan Keluarga
Table of Contents
hadist menuntut ilmu dan artinya
Kalo lo mikir “ngaji itu cuma buat santri” atau “belajar itu buat ujian doang”—waduh, lo ketinggalan 14 abad, bro! Nabi Muhammad SAW aja pernah bilang sesuatu yang bikin kita semua auto meremehin diri sendiri: “Thalabul ‘ilmi fariidhatun ‘ala kulli muslim”—artinya, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” Bukan sunnah, bukan anjuran—tapi **wajib**, kayak sholat! Nah, kali ini kita bakal kupas tuntas hadist menuntut ilmu dan artinya dengan gaya santai, dikit slang, plus bumbu dialek Jawa, Sunda, Betawi, dan Madura biar lo gak cuma ngerti—tapi betulan terinspirasi buat buka buku lagi, bukan cuma buka TikTok. Yuk, kita belajar bareng—karena ilmu itu cahaya, dan lo layak bersinar!
Bunyi Lengkap dan Arti Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya Menurut Ibnu Majah
Hadits paling terkenal tentang hadist menuntut ilmu dan artinya adalah riwayat Ibnu Majah dari Anas bin Malik RA: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. Terjemahannya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” Kata “fariidhah” di sini berarti kewajiban—bukan opsional. Jadi, buat lo yang bilang “gue males belajar, gue lebih suka kerja aja,” hati-hati—karena ilmu itu prasyarat buat kerja yang barokah! Di Jawa, orang tua bilang: “Wong tanpa ilmu koyo wit tanpa daun”—orang tanpa ilmu kayak pohon tanpa daun. Gak rindang, gak bermanfaat. Nah, makanya, hadist menuntut ilmu dan artinya ini jadi fondasi utama peradaban Islam: dari Ibnu Sina sampai Al-Khwarizmi, mereka semua lahir dari semangat “wajib belajar” ini.
Siapa yang Meriwayatkan Tholabul Ilmi? Ini Sanadnya!
Pertanyaan “Tholabul ilmi hadits riwayat siapa?” sering muncul di forum kajian. Jawabannya: hadits ini diriwayatkan oleh **Ibnu Majah** (no. 224), juga oleh Al-Baihaqi dan Al-Hakim. Meski ada perbedaan pendapat soal derajatnya (sebagian ulama bilang hasan, sebagian lain bilang dha’if karena ada rawi bernama Ali bin Ja’d), maknanya tetap dikuatkan oleh dalil lain—termasuk Al-Qur’an! Misalnya, QS. Al-Mujadalah ayat 11 yang bilang Allah mengangkat derajat orang berilmu. Jadi, meski sanadnya diperdebatkan, substansi hadist menuntut ilmu dan artinya tetap valid secara syariah. Lagian, Nabi SAW juga pernah bilang: “Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah” (HR. Tirmidzi)—ini jelas banget, kan?
Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Al-Qur’an: QS Al Mujadalah Ayat 11
QS Al-Mujadalah ayat 11 itu kayak surat rekomendasi dari Allah buat para pencari ilmu: يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ—“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian.” Nah, ini bukan cuma soal gelar S2 atau S3, tapi soal **kualitas ilmu yang bermanfaat**. Di Sunda, ada pepatah: “Ilmu teh teu kudu luhur, tapi kudu ngajadikeun leuwih”—ilmu itu gak harus tinggi, tapi harus bikin lo jadi lebih baik. Makanya, hadist menuntut ilmu dan artinya itu selaras banget sama Qur’an: ilmu itu tangga menuju ridha Allah, bukan cuma alat buat cari duit.
Konteks Sosial Munculnya Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya di Masa Nabi
Zaman Nabi, masyarakat Arab itu mayoritas buta huruf—tapi lihat apa yang terjadi? Dalam 23 tahun, mereka jadi peradaban yang paling maju! Semua berawal dari satu perintah: “Iqra’!”—Bacalah! Ini bukan kebetulan. Nabi SAW sadar: kebodohan itu musuh utama keimanan. Makanya, beliau dorong semua sahabat—laki-laki, perempuan, tua, muda—buat belajar. Bahkan, beliau pernah tukar tawanan perang dengan syarat: “Ajarin 10 anak Quraisy baca-tulis, baru boleh pulang.” Ini bukti nyata bahwa hadist menuntut ilmu dan artinya bukan teori—tapi strategi transformasi sosial. Di Madura, orang bilang: “Sappa’ sareng ilmu, laju mareng gusti”—belajar ilmu, baru bisa dekat sama Allah. Jadi, jangan jadi generasi yang malas mikir—karena Nabi aja rela bayar mahal buat ilmu!
Derajat Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya Menurut Ulama Hadits Kontemporer
Meski hadits “thalabul ilmi fariidhah” diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang diperdebatkan, ulama kayak Al-Albani mengklasifikasikannya sebagai **hasan li ghairihi**—artinya, lemah secara sanad, tapi kuat karena didukung dalil lain. Yang paling penting, maknanya gak bertentangan sama Al-Qur’an atau hadits shahih lain. Jadi, jangan sampe lo pake ini buat ngelantur: “Ah, ini hadits dha’if, jadi gak usah belajar.” Justru sebaliknya—karena Al-Qur’an aja udah perintah kita cari ilmu, apalagi hadits yang memperkuat! Hadist menuntut ilmu dan artinya ini tetap jadi pedoman hidup, asal lo pake dengan akal sehat dan niat ikhlas.

Statistik Pendidikan Umat Islam Indonesia vs Semangat Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya
Nah, ini data yang bikin miris tapi wajib diketahui. Menurut BPS 2024, hanya 12% umat Islam Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 ke atas. Sementara itu, 38% berhenti di SMA, dan 15% bahkan gak tamat SD! Ini jauh dari spirit hadist menuntut ilmu dan artinya yang mewajibkan setiap Muslim—laki-laki dan perempuan—buat belajar sepanjang hayat. Di era digital, “menuntut ilmu” bukan cuma kuliah—tapi bisa lewat podcast, YouTube, atau kursus online IDR 99 ribu/bulan. Di Betawi, orang bilang: “Orang bodoh tuh bukan yang gak sekolah, tapi yang gak mau belajar.” Jadi, jangan jadi korban mental block—mulai hari ini, lo bisa baca 5 halaman buku, denger 1 episode tafsir Qur’an, atau tanya ke guru ngaji soal fiqih waris. Ilmu itu gak pilih tempat—selama niat lo bener!
| Jenjang Pendidikan | Persentase Umat Islam (2024) |
|---|---|
| Tidak tamat SD | 15% |
| SMA/sederajat | 38% |
| S1 | 35% |
| S2 ke atas | 12% |
Kesalahan Umum Saat Memahami Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya
Banyak yang salah kaprah: mereka kira “menuntut ilmu” itu cuma soal akademik—padahal, dalam konteks hadist menuntut ilmu dan artinya, ilmu itu luas: ilmu agama, etika, pertanian, bisnis, bahkan cara jadi ayah yang baik! Ada yang bangga S3 tapi gak bisa sholat tepat waktu—ini kayak punya HP canggih tapi baterainya mati. Di Jawa, ada istilah: “Ngelmu iku nambah wewenang, dudu nambah sombong”—ilmu itu nambah tanggung jawab, bukan nambah sombong. Jadi, jangan jadi orang yang “pinter tapi sesat,” karena Nabi SAW pernah waspada sama ulama su’—ulama yang ilmunya gak bermanfaat buat orang lain. Ilmu tanpa amal itu kayak pohon tanpa buah: indah diliat, tapi gak bisa dimakan.
Cara Mengamalkan Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya di Era Digital
Lo gak perlu jadi Imam Syafi’i buat amalin hadist menuntut ilmu dan artinya. Lo bisa mulai dari:
- Follow akun tafsir Qur’an yang kredibel (bukan yang jual jimat)
- Bikin “study group” virtual bareng temen buat bahas fiqih muamalah
- Denger podcast hadits tiap commute (bukan gosip seleb!)
- Bayar IDR 50 ribu buat kursus bahasa Arab online—biar bisa baca kitab sendiri!
Internalisasi Nilai Hadist Menuntut Ilmu dan Artinya Melalui Komunitas dan Keluarga
Semangat hadist menuntut ilmu dan artinya harus dibangun bersama—bukan cuma sendirian. Di sinilah peran keluarga dan komunitas jadi vital. Misalnya, orang tua bisa ajak anak baca buku bareng tiap malam, atau masjid bisa ngadain kelas bahasa Arab mingguan. Untuk yang pengen belajar langsung dari sumber terpercaya, silakan mampir ke Komunitas Muslim Hijrah Sentul. Buat yang demen eksplor sunnah-sunnah Nabi yang inspiratif, langsung cuss ke kategori Sunnah. Dan kalau lo butuh renungan harian soal kasih sayang, jangan lupa baca Hadist Surga Ada di Telapak Kaki Ibu Ini Bikin Terharu. Semua ini biar lo gak cuma tahu ilmu—tapi jadi ilmu itu sendiri: hidup, bermanfaat, dan dirindukan.
Pertanyaan Umum
Apa arti dari hadits berikut: طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ؟
Arti dari hadits tersebut adalah: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” Ini adalah inti dari hadist menuntut ilmu dan artinya yang menegaskan bahwa belajar bukan pilihan, tapi kewajiban bagi seluruh umat Islam—laki-laki maupun perempuan. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan diperkuat oleh ayat Al-Qur’an serta hadits lain tentang keutamaan ilmu.
Apa bunyi hadist tentang menuntut ilmu?
Bunyi hadits paling populer tentang menuntut ilmu adalah: “طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ” yang berarti “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” Hadits ini termasuk dalam hadist menuntut ilmu dan artinya yang menjadi dasar pentingnya pendidikan dalam Islam, baik ilmu agama maupun ilmu dunia yang bermanfaat.
Jelaskan apa keutamaan menuntut ilmu dari QS Al Mujadalah ayat 11?
QS Al-Mujadalah ayat 11 menyatakan: “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kalian.” Ini menunjukkan bahwa ilmu adalah sarana utama untuk mendekat pada Allah dan meraih kemuliaan. Dalam konteks hadist menuntut ilmu dan artinya, ayat ini memperkuat hadits bahwa menuntut ilmu bukan hanya dianjurkan, tapi bagian dari jalan menuju ketaqwaan dan keberkahan hidup.
Tholabul ilmi hadits riwayat siapa?
Hadits “thalabul ilmi fariidhah” diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik RA. Meski ada perdebatan soal derajatnya, maknanya dikuatkan oleh banyak dalil lain. Jadi, meski sanadnya diperdebatkan, pesan inti dari hadist menuntut ilmu dan artinya tetap valid dan wajib diamalkan oleh setiap Muslim yang ingin hidupnya barokah dan bermakna.
Referensi
- https://sunnah.com/ibnmajah:224
- https://quran.com/58/11
- https://islamweb.net/ar/fatwa/8473
- https://dorar.net/hadith/sharh/2241
