Hadits Adab Lebih Tinggi dari Ilmu Ini Wajib Dipahami

img

hadits adab lebih tinggi dari ilmu

“Lu hafal Al-Qur’an 30 juz, tapi masih nyela-nyela orang pas ngomong—adab lu di mana, bro?” Nggak usah mikir ilmu itu cuma soal banyaknya hafalan atau gelar akademis. Dalam Islam, justru adab yang jadi fondasi utama—bukan pelengkap. Bahkan, ada ungkapan klasik: **“Al-adabu fauqol ‘ilmi”**—yang artinya “adab lebih tinggi dari ilmu.” Jadi, jangan heran kalau anak kecil yang sopan tapi belum bisa baca Iqra’ malah lebih mulia di mata Allah daripada “ustadz TikTok” yang sok tahu tapi gak punya etika. Nah, dari sinilah kita mulai ngupas hadits adab lebih tinggi dari ilmu—bukan buat sombongin ilmu, tapi buat rendah hati dalam akhlak.


Makna Ungkapan “Al Adabu Fauqol Ilmi” dalam Perspektif Islam

Ungkapan **“Al adabu fauqol ilmi”** bukan hadits shahih, tapi merupakan prinsip yang diakui luas dalam tradisi ulama salaf. Artinya: “Adab itu lebih tinggi (atau lebih utama) daripada ilmu.” Dalam konteks hadits adab lebih tinggi dari ilmu, ini berarti: ilmu tanpa adab itu seperti pedang tajam di tangan orang gila—bisa melukai, bukan melindungi. Sebaliknya, orang beradab yang ilmunya sedikit justru jadi cahaya di tengah kegelapan. Jadi, hadits adab lebih tinggi dari ilmu itu bukan meremehkan ilmu, tapi menempatkannya pada posisi yang benar: di bawah naungan akhlak mulia.


Hubungan antara Hadits “Thalabul Ilmi Fardhun ‘ala Kulli Muslim” dan Adab

Hadits yang sering dikutip: **“طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ”** artinya “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” Tapi, jangan lupa—ilmu itu harus diiringi adab. Kalau lu belajar fiqih tapi masih suka nyinyir di grup keluarga, itu namanya “ilmu tanpa adab.” Dalam kerangka hadits adab lebih tinggi dari ilmu, menuntut ilmu bukan cuma soal ngaji kitab, tapi juga belajar diam saat orang bicara, tersenyum saat marah, dan rendah hati saat dipuji. Jadi, hadits adab lebih tinggi dari ilmu itu kayak reminder: “Ilmu lu boleh setinggi langit, tapi kalau gak sopan, lu jatuh lebih dalam dari sumur.”


Apakah “Al Adabu Fauqol Ilmi” Ada dalam Al-Qur’an atau Hadits Shahih?

Pertanyaan penting: **“Al adabu fauqol ilmi surah apa?”** Jawabannya: ini bukan ayat Al-Qur’an, juga bukan hadits shahih dengan redaksi persis begitu. Tapi maknanya tersebar di banyak dalil. Misalnya, dalam hadits riwayat Al-Baihaqi: “Barang siapa yang ingin dicintai Allah dan Rasul-Nya, maka hendaklah ia berbicara jujur, menepati amanah, dan tidak mengganggu tetangganya.” Ini semua soal adab! Jadi, meski frasa “al adabu fauqol ilmi” gak ada di kitab hadits sebagai matan shahih, esensinya—bahwa adab mendahului ilmu—itu diterima secara ijma’ oleh para ulama. Dalam konteks hadits adab lebih tinggi dari ilmu, ini bukan soal teks, tapi soal nilai yang hidup dalam praktik ajaran Islam.


Dalil yang Mendukung Pernyataan “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu”

Ada beberapa dalil yang jadi fondasi hadits adab lebih tinggi dari ilmu. Contohnya:

  • “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari)
  • “Tidaklah kekasihku (Nabi) mengajarkanku kecuali akhlak.” (HR. Ahmad)
  • Perkataan Imam Malik: “Pelajarilah adab sebelum ilmu.”
Semua ini menunjukkan: adab bukan pelengkap—tapi prasyarat. Bahkan, Imam Syafi’i pernah bilang: “Aku lebih suka melihat seorang pemuda beradab tapi sedikit ilmunya, daripada pemuda berilmu tapi rusak akhlaknya.” Jadi, dalam hadits adab lebih tinggi dari ilmu, adab itu kunci utama—bukan aksesori.


Contoh Nyata Penerapan Adab Lebih Tinggi dari Ilmu dalam Kehidupan Sehari-Hari

Kita gak perlu jadi ulama buat amalin prinsip hadits adab lebih tinggi dari ilmu. Coba liat ini:

SituasiAdab Lebih Tinggi dari Ilmu
Di kelas ngajiDiam saat ustadz bicara, gak pamer hafalan
Di medsosGak debat kusir, apalagi pake kata kasar
Di rumahBilang “permisi” sebelum masuk kamar ortu
Di kantorHargai pendapat rekan, meski lu lebih pinter
Semua ini termasuk dalam hadits adab lebih tinggi dari ilmu versi praktis. Karena adab itu bukan cuma soal “bilang assalamualaikum”—tapi soal sikap hati yang tunduk pada kebenaran, bukan ego.

hadits adab lebih tinggi dari ilmu

Bahaya Ilmu Tanpa Adab dalam Perspektif Hadits

Ilmu tanpa adab itu kayak racun dalam madu—keliatan manis, tapi mematikan. Dalam hadits adab lebih tinggi dari ilmu, Nabi SAW pernah memperingatkan: “Barang siapa yang ilmunya tidak menahannya dari maksiat, maka ia semakin jauh dari Allah.” Artinya, ilmu malah jadi bumerang kalau gak dijaga dengan adab. Kita liat sekarang: banyak yang hafal hadits, tapi masih suka fitnah, sombong, dan merendahkan. Itu bukan “ulama”—itu “penghafal syaitan.” Jadi, hadits adab lebih tinggi dari ilmu itu peringatan keras: jangan jadi orang yang ilmunya bikin dia lupa diri!


Peran Pendidikan dalam Menanamkan Adab Sebelum Ilmu

Pesantren dulu gak langsung ngajarin tafsir—tapi ngajarin cara duduk, cara ngomong, cara hormat ke guru. Itu namanya **ta’dib sebelum ta’lim**. Dalam konteks hadits adab lebih tinggi dari ilmu, pendidikan modern perlu kembali ke prinsip ini. Anak muda sekarang bisa coding AI, tapi gak tau cara minta izin pas mau ngomong. Sedih, kan? Makanya, di Komhis, kita gabungin: belajar bahasa Arab plus latihan adab—karena ilmu gak boleh kosong dari akhlak. Jadi, hadits adab lebih tinggi dari ilmu itu harus jadi kurikulum, bukan cuma slogan di poster.


Adab dalam Menuntut Ilmu: Etika Santri di Hadapan Guru dan Ilmu

Dulu, santri rela jalan kaki 10 km cuma buat dengerin satu nasihat—dan itu dilakukan dengan diam, rendah hati, dan penuh perhatian. Itu bagian dari adab dalam menuntut ilmu. Dalam kerangka hadits adab lebih tinggi dari ilmu, adab itu termasuk:

  • Gak menyela saat guru bicara
  • Gak pamer ilmu di depan yang lebih tahu
  • Tulis catatan dengan rapi, gak coret-coret sembarangan
  • Bawa bekal buat guru kalau perlu (bukan cuma buat diri sendiri!)
Ini semua mungkin keliatan “kuno,” tapi justru di sinilah letak keluhuran hadits adab lebih tinggi dari ilmu: ilmu itu suci, jadi cara menuntutnya juga harus suci.


Cara Mengamalkan Prinsip Hadits Adab Lebih Tinggi dari Ilmu di Zaman Now

Zaman sekarang, adab itu ujiannya di *notifikasi* dan *komentar*. Tahan diri buat gak bales provokasi, unfollow akun toxic, dan jangan pamer “baru baca buku 500 halaman.” Itu semua bentuk hadits adab lebih tinggi dari ilmu versi digital. Buat yang mau belajar lebih dalam, mampir ke Komunitas Muslim Hijrah Sentul—di sini kita diajarin adab sejak ngucap “assalamualaikum.” Jangan lupa cek juga kategori Sunnah buat dalil lengkap soal adab dan ilmu. Dan kalau lu penasaran sama praktek ibadah lain, baca Hadits Aqiqah Hari ke 7 14 21 Ini Wajib Diketahui—karena adab itu juga berlaku dalam menyambut kelahiran anak!


Pertanyaan Umum tentang Hadits Adab Lebih Tinggi dari Ilmu

Al adabu fauqol ilmi artinya apa?

“Al adabu fauqol ilmi” artinya “adab lebih tinggi (atau lebih utama) daripada ilmu.” Meski frasa ini bukan hadits shahih, maknanya selaras dengan banyak ajaran Nabi yang menekankan bahwa akhlak mulia harus mendahului pengetahuan. Dalam konteks hadits adab lebih tinggi dari ilmu, ungkapan ini mengingatkan kita bahwa ilmu tanpa adab bisa membahayakan, sedangkan adab tanpa ilmu masih membawa keberkahan.

Apa arti dari hadits berikut طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ?

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” Hadits ini menunjukkan urgensi ilmu dalam Islam. Namun, dalam kerangka hadits adab lebih tinggi dari ilmu, ilmu tersebut harus diiringi dengan adab—seperti kerendahan hati, kejujuran, dan rasa hormat. Tanpa adab, ilmu bisa jadi senjata yang menghancurkan diri sendiri dan orang lain.

Al adabu fauqol ilmi surah apa?

Frasa “Al adabu fauqol ilmi” **tidak terdapat dalam Al-Qur’an** sebagai ayat, dan juga bukan redaksi hadits shahih. Namun, maknanya didukung oleh banyak dalil, seperti hadits “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari) dan pernyataan ulama seperti Imam Malik: “Pelajarilah adab sebelum ilmu.” Dalam perspektif hadits adab lebih tinggi dari ilmu, ini adalah prinsip etika yang diwariskan oleh para salaf.

Dalil adab lebih tinggi dari ilmu?

Meski tidak ada satu dalil yang menyatakan persis “adab lebih tinggi dari ilmu,” banyak hadits dan atsar ulama yang mendukung prinsip ini. Contohnya: hadits “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari), dan perkataan Imam Syafi’i: “Aku lebih suka melihat pemuda beradab meski sedikit ilmunya.” Dalil-dalil ini menegaskan bahwa dalam hadits adab lebih tinggi dari ilmu, adab adalah fondasi yang tidak boleh diabaikan dalam proses menuntut ilmu.


Referensi

  • https://sunnah.com/bukhari
  • https://islamweb.net/ar/fatwa
  • https://dorar.net/hadith
${customadstop}