Hadits tentang Shalat Berjamaah dan Latinnya Ini Lengkapnya

- 1.
Emang bener ya shalat berjamaah itu lebih utama? Cek dulu hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya!
- 2.
Kenapa sih Rasulullah ngebet banget ama hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
- 3.
Apa aja sih jenis hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya yang wajib kita tau?
- 4.
Bagaimana cara baca hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya buat pemula?
- 5.
Apa arti penggalan hadis “Shalatul jama’ati afdhalu min shalatil fardi”?
- 6.
Apakah Rasulullah selalu sholat berjamaah? Simak dari hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya
- 7.
Bagaimana pandangan ulama soal hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
- 8.
Apa manfaat sosial dari mengamalkan hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
- 9.
Kenapa generasi muda perlu kenal hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya sejak dini?
- 10.
Di mana bisa baca kumpulan lengkap hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
Table of Contents
hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya
Emang bener ya shalat berjamaah itu lebih utama? Cek dulu hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya!
Pernah gak sih kamu mikir, “Ah, mending shalat sendirian aja di rumah—gak ribet, gak takut telat, gak perlu pake baju rapi.” Tapi eits, jangan buru-buru nyaman dulu! Soalnya, dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad ﷺ ternyata ngerasa banget pentingnya shalat berjamaah. Dan ini bukan cuma omongan biasa—ada banyak hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya yang beneran nyatain betapa agungnya shalat bareng ini. Salah satu yang terkenal banget: “Shalatul jama’ati afdhalu min shalatil fardi bi sab’i wa sab’ina darajatan.” Artinya? Shalat berjamaah itu 27 derajat lebih utama daripada shalat sendirian. Jadi, bukan cuma soal “ngumpul-ngumpul,” tapi soal nilai ibadah yang beda banget. Serius, ini beneran worth it, Bro!
Kenapa sih Rasulullah ngebet banget ama hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
Kita mungkin mikir, “Shalat kan urusan pribadi sama Allah.” Tapi Rasulullah ﷺ justru sering bilang, “Man sami’al adzan fa lam ya’tihaa falaa shalaata lahu illaa min udzrin” — siapa yang dengar adzan tapi gak dateng, gak ada shalat buat dia kecuali ada udzur. Nah loh! Jadi, shalat berjamaah tuh bukan pilihan, tapi hampir kayak wajib—apalagi buat laki-laki. Dari sanalah kita tahu betapa kuatnya tekanan dalam hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya buat kita agar gak nyaman sendirian. Karena Islam tuh agama jam’iyyah—komunal, gotong royong, saling menguatkan. Dan shalat berjamaah itu bentuk paling murninya.
Apa aja sih jenis hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya yang wajib kita tau?
Nah, kategori hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya tuh bisa dibagi jadi beberapa kelompok. Pertama, hadits yang ngasih tahu keutamaannya, kayak yang bilang shalat berjamaah 27 derajat lebih baik. Kedua, hadits tentang larangan meninggalkannya tanpa alasan syar’i—ada yang sampe bilang kaya munafik. Ketiga, hadits tentang adab-adabnya, kayak jangan jalan di depan orang yang lagi shalat, rapiin shaf, atau jangan potong shaf. Dan keempat, hadits tentang orang pertama yang harus datang—yaitu yang paling muda tapi semangat! Jadi, hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya tuh bukan cuma soal “lebih utama,” tapi juga petunjuk detail cara melakukannya biar berkahnya maksimal.
Bagaimana cara baca hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya buat pemula?
Buat kamu yang masih gaptek baca Arab, tenang aja! Sebagian besar kumpulan hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya udah disediain versi transliterasinya—jadi baca Latin-nya dulu, pelan-pelan latihan baca Arab. Contohnya: “Sholaatul jamaa’ati afdholu min sholaatil fardi bisab’i wa sab’iina darojatan.” Bacaan Latinnya memudahkan kamu nyambung sama maknanya, apalagi kalo disertai arti per kata. Jadi, hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya itu emang didesain buat semua kalangan—dari anak kosan sampe emak-emak arisan. Intinya: jangan takut salah, yang penting niat dan belajar terus!
Apa arti penggalan hadis “Shalatul jama’ati afdhalu min shalatil fardi”?
Ini nih kalimat emas yang sering muncul di buku-buku fiqih: “Shalatul jama’ati afdhalu min shalatil fardi.” Artinya simpel banget: “Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian.” Tapi di balik kesederhanaannya, ada bobot spiritual yang gede banget. Hadits ini sering disebut dalam berbagai riwayat, dan hampir semua ulama sepakat ini termasuk inti ajaran sosial Islam. Makanya, kalo kamu baca hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya, kamu bakal ngerasa kayak dikasih reminder lembut: “Eh, jangan sendirian terus—Allah seneng liat kamu bareng-bareng sama saudaramu.”

Apakah Rasulullah selalu sholat berjamaah? Simak dari hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya
Jawabannya: ya, banget! Bahkan dalam kondisi sakit parah sekalipun, Rasulullah ﷺ tetap shalat berjamaah—meski harus disangga dua orang. Ada riwayat yang bilang, beliau shalat sambil duduk karena demam tinggi, tapi tetap pimpin jamaah. Ini nunjukin betapa hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya bukan cuma teori, tapi dipraktikkan langsung oleh Nabi. Jadi, kalo kita bilang “capek” atau “malas,” coba inget: Rasulullah aja gak pernah skip meski nyawanya hampir pergi. Masyaallah… bikin malu sendiri, kan?
Bagaimana pandangan ulama soal hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
Ulama kayak Imam Syafi’i bilang shalat berjamaah itu sunnah mu’akkadah—sunnah yang sangat dianjurkan, hampir setara wajib. Sementara Imam Ahmad dan sebagian ulama lain berpendapat: untuk laki-laki, hukumnya wajib ‘ain (wajib individual), bukan cuma kifayah. Perbedaan ini lahir dari cara mereka memahami hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya. Tapi yang pasti, semua sepakat: meninggalkan shalat berjamaah tanpa udzur itu dosa besar. Jadi, jangan sampe deh kita jadi generasi “masjid kosong” cuma karena malas jalan 200 meter. 😅
Apa manfaat sosial dari mengamalkan hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
Shalat berjamaah itu kayak “olahraga sosial” versi Islam. Kamu ketemu tetangga, saling sapa, benerin shaf bareng, bahkan kadang ngobrol sebentar sebelum adzan. Ini bikin silaturahmi tetap hidup—apalagi di zaman medsos yang bikin kita makin individualis. Nah, dari sanalah kita liat bahwa hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya gak cuma ngurus soal pahala, tapi juga menjaga kohesi sosial umat. Bayangin aja: tiap hari 5 kali ketemu sama orang yang sama, saling ingetin kalo lupa baca surat, saling doain—ini bukan cuma ritual, tapi terapi jiwa juga, lho!
Kenapa generasi muda perlu kenal hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya sejak dini?
Karena kebiasaan itu dibentuk dari kecil! Kalo anak muda udah biasa baca dan paham hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya, mereka gak bakal anggep shalat jamaah itu “beban,” tapi justru “moment healing” setelah capek kuliah atau kerja. Apalagi kalo dikasih penjelasan dengan bahasa kekinian, dikasih Latin-nya, dikasih konteks sosialnya—pasti lebih nyambung! Jadi, jangan cuma nyuruh “dateng ke masjid,” tapi kasih mereka hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya plus cerita hidup Rasulullah yang bikin hati meleleh. Efeknya? Langsung ngegas ke masjid, deh!
Di mana bisa baca kumpulan lengkap hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya?
Kalo kamu cari sumber terpercaya, langsung aja mampir ke Komhis—kami punya koleksi lengkap hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya yang disusun rapi, plus tafsir, sanad, dan konteksnya. Buat yang mau eksplor lebih jauh soal sunnah Nabi, jangan lupa mampir ke Sunnah. Dan kalo kamu penasaran gimana hadits pendek bisa jadi panduan hidup sehari-hari, baca juga artikel lengkap di Hadits Pendek Dan Penjelasannya Ini Menarik Untuk Diketahui. Semua konten ini dibikin biar kamu gak cuma baca, tapi juga paham dan hidup bersama hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya setiap hari.
Pertanyaan Umum Seputar Hadits tentang Shalat Berjamaah dan Latinnya
Apa hadist tentang shalat berjamaah?
Salah satu hadits utama tentang shalat berjamaah adalah riwayat dari Abu Hurairah RA: “Shalatul jama’ati afdhalu min shalatil fardi bisab’i wa sab’ina darajatan” (Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian). Hadits ini termasuk inti dari kumpulan hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya yang menekankan nilai spiritual dan sosial dari shalat berjamaah. Ada juga hadits yang menyebut bahwa siapa yang mendengar adzan tapi tidak mendatanginya tanpa udzur, maka tidak ada shalat baginya—ini juga bagian dari hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya yang wajib diketahui.
Apa bunyi hadits tentang shalat?
Banyak sekali hadits tentang shalat, tapi salah satu yang paling masyhur terkait hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya adalah: “Man sami’al adzan fa lam ya’tihaa falaa shalaata lahu illaa min udzrin” — “Barangsiapa mendengar adzan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya kecuali karena udzur.” Hadits ini menunjukkan betapa seriusnya Islam memandang shalat berjamaah. Bunyi hadits ini sering jadi pengingat buat umat agar tidak asal-asalan soal jamaah, apalagi kalo tinggal dekat masjid. Jadi, setiap kali baca hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya, kita diingatkan: shalat itu bukan cuma gerakan, tapi komitmen.
Apakah Rasulullah selalu sholat berjamaah?
Ya, Rasulullah ﷺ hampir tidak pernah melewatkan shalat berjamaah, bahkan saat sakit parah. Ada riwayat yang menyebut beliau shalat sambil disangga karena demam tinggi, tapi tetap memimpin jamaah di masjid. Ini membuktikan bahwa shalat berjamaah sangat diprioritaskan dalam ajaran Islam. Cerita ini juga jadi bagian penting dari konteks hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya, karena menunjukkan bahwa Nabi bukan cuma ngomong, tapi langsung praktik. Jadi, kalo kita sering skip jamaah “karena capek,” mungkin perlu introspeksi lagi deh!
Apa arti penggalan hadis sholatul jamaati afdholu min sholatil fadzi?
Kalimat tersebut dalam ejaan baku adalah “Shalatul jama’ati afdhalu min shalatil fardi,” yang artinya “Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian.” Penggalan ini sering muncul dalam berbagai versi hadits, dan jadi fondasi utama dalam memahami hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya. Keutamaan ini bukan cuma soal pahala, tapi juga soal kebersamaan, disiplin, dan kepekaan sosial. Jadi, saat kita mengamalkan hadits tentang shalat berjamaah dan latinnya, kita gak cuma nyari nilai di akhirat, tapi juga membangun komunitas yang solid di dunia.
Referensi
- https://www.sunnah.com/bukhari
- https://hadith.inoor.ir/en
- https://www.dar-alifta.org
- https://islamweb.net/ar/library
