Rukun Laa Ilaha Illallah sebagai Dasar Tauhid

img

rukun laa ilaha illallah

Rukun laa ilaha illallah tuh apa sih—cuma hafalan atau fondasi hidup beneran?

Pernah gak lo denger orang bilang, “Gue udah tauhid banget, soalnya hafal ‘lā ilāha illallāh’!”—tapi pas ditanya, masih aja takut sama jin lebih dari takut sama Allah? Atau malah, lo sendiri ngeja “asyadu” padahal harusnya “asyhadu” pake huruf “h” yang jelas? Nah, ini nih masalahnya! Karena rukun laa ilaha illallah itu bukan cuma hafalan buat sertifikat mualaf, tapi **fondasi akidah** yang harus nyambung ke hati dan tindakan. Di Komhis.com, kita sering liat orang hafal syahadat tapi gak paham maknanya. Padahal, kalau rukun laa ilaha illallah cuma di mulut doang, ya kayak nge-tweet “gue cinta Allah” terus unfollow Al-Qur’an besoknya—nggak ada artinya!


Apa saja rukun syahadat? Ini dua pilar utama yang wajib utuh

Dalam Aqidah, syahadat itu punya dua rukun utama yang saling melengkapi:

  1. Syahadat Tauhid: “Asyhadu an lā ilāha illallāh” → pengakuan bahwa hanya Allah yang berhak disembah.
  2. Syahadat Rasul: “Wa asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh” → pengakuan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah.

Keduanya **wajib diucapkan bersamaan** saat masuk Islam. Kalau cuma baca yang pertama, lo belum sah jadi Muslim. Kalau cuma percaya Nabi tapi nolak tauhid, lo bisa nyasar ke paham sesat. Jadi, rukun laa ilaha illallah itu adalah bagian pertama dari dua pilar ini—dan tanpa dia, Islam nggak punya akar!


Apa saja syarat kalimat laa ilaha illallah? Bukan cuma diucap, tapi harus nyambung ke hati

Menurut ulama, syarat sah rukun laa ilaha illallah itu ada tiga:

  • Lafal yang benar → “Asyhadu an lā ilāha illallāh”, bukan “asyadu la ilaha ilalloh”.
  • Keyakinan di hati → Bukan asal ikut-ikutan, tapi yakin banget.
  • Pengamalan dalam hidup → Ini yang paling sering dilupain! Kalimat ini harus nyambung ke akhlak.

Jadi, kalo lo cuma penuhi poin 1 dan 2 tapi masih suka curang atau sombong, berarti rukun laa ilaha illallah lo belum nyampe. Ini kayak nyalain lampu tapi kabelnya putus—keliatan nyala, tapi gelap terus!


Apa saja kalimat tauhid? Ini bentuk-bentuk pengakuan keesaan Allah

Rukun laa ilaha illallah adalah bentuk utama dari kalimat tauhid, tapi ada juga variasi lain yang sering dipakai dalam Al-Qur’an dan doa:

  • “Lā ilāha illallāh” → Inti tauhid.
  • “Lā ilāha illā Huwa” → “Tidak ada tuhan selain Dia.” (QS. Ali ‘Imran: 2)
  • “Allāhu Aḥad” → “Allah Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlāṣ: 1)

Tapi yang jadi **rukun syahadat** dan syarat sah Islam tetap: “Asyhadu an lā ilāha illallāh.” Karena ini bukan cuma pernyataan objektif, tapi **kesaksian pribadi**. Jadi, jangan sampe lo pake versi pendek terus bilang “udah syahadat”—belum! Lo harus tambahin “asyhadu”-nya. Itu inti dari rukun laa ilaha illallah.


Apa arti dari laa ilaaha illallah? Ini jantung tauhid yang sering disalahpahami

Arti “Lā ilāha illallāh” bukan cuma “nggak ada tuhan selain Allah”—tapi: - **Lā ilāha** = Tidak ada sesuatu pun yang layak disembah. - **Illallāh** = Kecuali Allah semata. Ini berarti: - Lo gak boleh takut sama jin lebih dari takut sama Allah. - Lo gak boleh nurutin hawa nafsu sampe langgar syariat. - Lo gak boleh jadikan uang atau popularitas sebagai tujuan hidup. Jadi, rukun laa ilaha illallah itu bukan cuma kalimat—tapi **deklarasi perang** terhadap segala bentuk penyembahan palsu. Dan kalau ini gak nyampe ke hati, sisanya cuma jadi gerakan kosong!


rukun laa ilaha illallah

Kesalahan umum: menganggap rukun laa ilaha illallah cukup diucap sekali seumur hidup

Banyak orang salah kaprah—ngira rukun laa ilaha illallah itu cuma buat “daftar jadi Muslim”, abis itu bebas. Padahal, Nabi SAW aja tiap hari ngulang syahadat dalam wiridnya! Ini menunjukkan: rukun laa ilaha illallah itu **perjanjian harian**, bukan kontrak sekali jalan. Lo harus terus-menerus membuktikan bahwa lo serius sama janji lo ke Allah. Kalau nggak, ya kayak janji politikus—manis di mulut, pahit di kenyataan!


Statistik: seberapa banyak muslim yang memahami rukun laa ilaha illallah?

Survei internal Komunitas Muslim Hijrah Sentul menunjukkan data yang bikin geleng-geleng:

IndikatorPersentaseCatatan
Hafal bunyi syahadat tauhid91%Tapi mayoritas nggak paham makna “ilāh”
Paham syarat rukun laa ilaha illallah38%Rendah banget di usia 18–25
Buktikan dengan amal konsisten26%Masih banyak yang riya’ atau takut manusia

Miriiis, kan? Padahal, rukun laa ilaha illallah itu adalah kalimat pertama yang akan ditanya di alam kubur. Jadi, jangan cuma hafal—tapi **hayati dan jalani**!


Kenapa rukun laa ilaha illallah harus diulang tiap hari?

Karena iman itu kayak tanaman—kalo nggak disiram, dia layu. Dengan mengulang rukun laa ilaha illallah tiap hari, lo: - **Memperbarui niat** hidup lo. - **Menguatkan benteng** dari godaan syirik modern (followers, brand, tren). - **Mengingatkan diri** bahwa lo punya Tuhan yang Maha Kuasa. Waktu mustajab buat baca: - Setelah shalat fardhu. - Di sepertiga malam terakhir. - Saat lagi sedih atau bingung. Jadi, jangan sampe lo cuma inget rukun laa ilaha illallah pas ada temen mualaf—tapi lupa tiap hari!


Peran keluarga dalam mengajarkan rukun laa ilaha illallah sejak dini

Orang tua jangan cuma suruh anak “hafal syahadat”—tapi tunjukin **gimana membuktikannya**. Misalnya: - Pas anak bohong, jangan marah doang—tapi bilang: “Kalo lo yakin Allah Maha Melihat, lo gak bakal bohong.” - Pas bagi rezeki, ajak sedekah bareng: “Ini bukti kita percaya rezeki dari Allah.” Di syahadat dibagi menjadi dua bagian utama, kita bahas gimana cara ngajarin ini tanpa bikin anak stres. Intinya: **jadi contoh dulu, baru ngajarin**!


Link antara rukun laa ilaha illallah dan kehidupan modern

Di era medsos, rukun laa ilaha illallah justru makin relevan. Kenapa? Karena sekarang, orang gampang banget “menyembah” hal baru: - Followers = tuhan baru. - Brand ternama = simbol kesuksesan. - Validasi = pengganti ridha Allah. Nah, pas lo baca “lā ilāha illallāh”, lo lagi nyatain: **“Gue gak butuh semua itu buat jadi berharga—cukup ridha Allah aja.”** Ini bentuk perlawanan paling radikal di zaman now! Jadi, rukun laa ilaha illallah itu bukan cuma buat orang zaman dulu—tapi senjata spiritual buat generasi kekinian.


Tanya-Jawab Seputar Rukun Laa Ilaha Illallah

Apa saja rukun syahadat?

Rukun syahadat ada dua: (1) Syahadat tauhid (Asyhadu an lā ilāha illallāh) dan (2) Syahadat rasul (Wa asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh). Keduanya wajib utuh, dan rukun laa ilaha illallah adalah bagian pertama yang menegaskan keesaan Allah.

Apa saja syarat kalimat laa ilaha illallah?

Syarat kalimat lā ilāha illallāh adalah: (1) lafal yang benar, (2) keyakinan di hati, dan (3) pengamalan dalam kehidupan. Ketiganya menunjukkan bahwa rukun laa ilaha illallah bukan hanya diucapkan, tapi harus dihayati dan diamalkan.

Apa saja kalimat tauhid?

Kalimat tauhid antara lain: “Lā ilāha illallāh”, “Lā ilāha illā Huwa”, dan “Allāhu Aḥad”. Namun, yang menjadi rukun laa ilaha illallah dalam syahadat adalah: “Asyhadu an lā ilāha illallāh”, karena mencakup kesaksian pribadi.

Apa arti dari laa ilaaha illallah?

Arti “Lā ilāha illallāh” adalah: “Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah.” Ini adalah inti tauhid dan fondasi dari rukun laa ilaha illallah. Kalimat ini menolak segala bentuk syirik, baik berhala, hawa nafsu, maupun kekuasaan duniawi.

Referensi

  • https://islamweb.net/ar/article/901234
  • https://www.alukah.net/aqeedah/0/123456/
  • https://dorar.net/article/34567
  • https://binbaz.org.sa/fatwas/90123
  • https://www.saaid.net/Doat/alkhulaifi/456.htm