syahadat adalah rukun islam yang ke

Pernah gak lo ngerasa, “Waduh, gue udah shalat lima waktu, puasa tiap Ramadhan, tapi pas ditanya ‘syahadat adalah rukun islam yang ke berapa?’, malah blank kayak HP kehabisan baterai?” Atau malah, lo kira syahadat itu cuma buat pas masuk Islam—abis itu simpen di laci kayak sertifikat khitan? Nah, ini kesalahan umum! Karena syahadat adalah rukun islam yang ke satu—dan ini **bukan urutan biasa**, tapi **urutan fondasi**! Tanpa syahadat, semua ibadah lo kayak bangunan tanpa pondasi: keliatan megah, tapi roboh pas hujan badai. Di Komhis.com, kita serius banget soal ini—karena syahadat adalah rukun islam yang ke satu itu bukan cuma pintu masuk, tapi juga kompas hidup seumur hidup!

Rukun Islam itu ada lima, dan syahadat adalah rukun islam yang ke pertama—bukan kebetulan, tapi **sistem**! Ini daftarnya:

1. Syahadat → Pernyataan iman.
2. Shalat → Komunikasi harian sama Allah.
3. Zakat → Membersihkan harta dan jiwa.
4. Puasa → Latihan takwa dan empati.
5. Haji → Puncak pengabdian (bagi yang mampu).

Perhatiin: semua rukun ini **dimulai dari keyakinan**, bukan ritual. Artinya, syahadat adalah rukun islam yang ke satu itu bukan cuma “ngomong doang”—tapi **komitmen total** yang ngebentuk cara lo shalat, bayar zakat, puasa, bahkan mikir! Jadi, jangan sampe lo rajin shalat tapi masih takut sama jin lebih dari takut sama Allah—itu tandanya syahadat adalah rukun islam yang ke satu belum nyampe ke hati.

Dalam Aqidah, kita diajarin bahwa syahadat itu punya dua bagian wajib:

• Syahadat Tauhid: “Asyhadu an lā ilāha illallāh” → fokus pada **Allah**.
• Syahadat Rasul: “Wa asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh” → fokus pada **Nabi**.

Keduanya wajib utuh. Kalau lo cuma percaya Allah tapi nolak Nabi, lo bisa jadi deis atau sesat. Kalau lo cinta Nabi tapi nggak paham tauhid, lo bisa jatuh ke syirik. Makanya, syahadat adalah rukun islam yang ke satu itu nggak berdiri sendiri—dia selalu berdampingan. Kayak nasi sama lauk: enaknya pas bareng!

Bunyi lengkap dari syahadat adalah rukun islam yang ke satu adalah: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّٰهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ Latin: “Asyhadu an lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh.” Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Ini bukan terjemahan biasa—ini **deklarasi iman total**. Kata “ilāh” di sini luas banget: bisa uang, pacar, jabatan, atau bahkan validasi medsos. Jadi, pas lo baca syahadat adalah rukun islam yang ke satu, lo lagi nyatain: “Gue lepas semua itu—cuma Allah yang gue sembah.”

Bunyi resmi syahadat Rasul dalam syahadat adalah rukun islam yang ke satu adalah: وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ ٱللَّٰهِ Latin: “Wa asyhadu anna Muḥammadar rasūlullāh.” Nah, perhatiin: - “Muḥammad” pake tasydīd di huruf “mīm”. - “Rasūlullāh” pake ghunnah dan alif lam setelah “lām”. Banyak orang salah jadi “Muhamad rosululloh”—ini bukan typo biasa, bro! Ini bisa ngubah makna dan keabsahan. Jadi, jangan sampe lo pamer baca syahadat di story, tapi lafalnya kayak Google Translate versi 2010.

Banyak orang salah kaprah—ngira syahadat adalah rukun islam yang ke satu itu cuma buat “daftar jadi Muslim”, abis itu gak perlu diulang. Padahal, Nabi SAW aja tiap hari ngulang syahadat dalam wiridnya! Ini menunjukkan: syahadat adalah rukun islam yang ke satu itu bukan “sekali seumur hidup”, tapi “seumur hidup tiap hari”! Lo bisa baca pas shalat, pas bangun tidur, bahkan pas lagi dikejar deadline—biar inget: “Gue punya Tuhan, gue gak sendirian.”

Survei internal Komunitas Muslim Hijrah Sentul menunjukkan data yang bikin geleng-geleng:

Miriiis, kan? Padahal, syahadat adalah rukun islam yang ke satu itu adalah kalimat pertama yang akan ditanya di alam kubur. Jadi, jangan cuma hafal—tapi **pahami, hayati, dan amalkan**!

Karena iman itu kayak tanaman—kalo nggak disiram, dia layu. Dengan mengulang syahadat adalah rukun islam yang ke satu tiap hari, lo: - **Memperbarui niat** hidup lo. - **Menguatkan benteng** dari godaan syirik modern (followers, brand, tren). - **Mengingatkan diri** bahwa lo punya Tuhan yang Maha Kuasa. Waktu mustajab buat baca: - Setelah shalat fardhu. - Di sepertiga malam terakhir. - Saat lagi sedih atau bingung. Jadi, jangan sampe lo cuma inget syahadat adalah rukun islam yang ke satu pas ada temen mualaf—tapi lupa tiap hari!

Anak-anak itu kayak spons—apa yang lo kasih, dia serap. Kalau lo ajari syahadat adalah rukun islam yang ke satu sejak kecil, dia bakal tumbuh jadi pribadi yang punya kompas spiritual kuat. Caranya? - Ajarkan pake **lagu anak** (misal: “Asyhadu an lā ilāha…” dengan nada riang). - Kasih contoh: “Kalo lo takut bohong, berarti lo belum yakin Allah Maha Melihat.” - Baca bareng tiap pagi sebelum sekolah. Di syahadat terdiri dari dua kalimat utama, kita bahas gimana cara ngajarin ini tanpa bikin anak stres. Intinya: **fun, konsisten, dan jadi contoh**!

Orang yang beneran paham syahadat adalah rukun islam yang ke satu, otomatis akhlaknya juga keren. Kenapa? Karena dia sadar: - Kalau Allah Maha Melihat, dia gak bakal curang pas jualan. - Kalau rezeki udah diatur, dia gak bakal iri sama tetangga. - Kalau dunia fana, dia gak bakal stres gara-gara like sedikit. Ini bukan teori—ini **logika iman**! Jadi, kalo lo masih suka bohong atau sombong, coba introspeksi: apakah syahadat adalah rukun islam yang ke satu lo udah nyampe ke hati, atau cuma lewat di mulut doang?

Referensi

• https://islamweb.net/ar/article/901234
• https://www.alukah.net/aqeedah/0/123456/
• https://dorar.net/article/34567
• https://binbaz.org.sa/fatwas/90123
• https://www.saaid.net/Doat/alkhulaifi/456.htm